JAVAFX – Dolar AS kembali dibayangi tekanan jual ketika laju pertumbuhan pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam tengah melambat pada periode akhir bulan Mei tahun ini. Upaya dolar AS untuk membatasi pelemahan tajam pada dua pekan silam -pun telah gagal, sehingga kembali mengantarkan greenback ke jalur penurunannya.
Tepat pada hari Jumat(2/6/2017) kemarin, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan AS diluar sektor pertanian telah tumbuh sebanyak 138K di bulan Mei. Bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan ini ternyata masih lebih rendah dari periode sebelumnya, dimana lapangan pekerjaan AS telah tumbuh sebanyak 174K.
Meski laju pertumbuhan telah melambat, tingkat pengangguran AS justru memperlihatkan hasil positif dengan mengalami penurunan sebesar 0.1% yang disesuaikan secara musiman menjadi 4.3% pada periode bulan Mei. Selain itu, untuk laju pertumbuhan upah pekerja di AS juga tampak stabil dengan bertahan naik sebesar 0.2% di bulan Mei setelah naik 0.2% di bulan April. Di waktu yang bersamaan, laporan resmi lainnya yang dirilis oleh Biro Analisa Ekonomi memperlihatkan bahwa kondisi defisit neraca perdagangan AS tengah dilanda pembekakan, yang disesuaikan secara musiman menjadi -47.6B di bulan April.
Dari keseluruhan data fundamental yang dilaporkan pada Jumat kemarin, hal tersebut berpeluang memberikan hambatan kenaikan suku bunga di wilayah AS. Ini merupakan faktor yang mampu merubah kebijakan The Fed untuk mempertahankan suku bunga saat ini dalam beberapa waktu ke depannya.
Di sisi lain, indikasi hambatan pertumbuhan ekonomi AS ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh pergerakan harga emas. Pelemahan yang dialami oleh dolar AS telah menaikan harga emas kontrak Agustus untuk ditutup naik pada level $1.278.77 per troy ounce. Harga emas tercatat telah mengalami kenaikan mingguan kurang lebih 11 poin, ketika dibuka pada level $1.266.31 per troy ounce di awal minggu lalu.
Selain itu, pergerakan harga minyak dunia terlihat bergerak searah terhadap dolar AS dengan ditutup turun pada pekan lalu. Minyak West Texas Intermediate kontrak Juli telah ditutup pada level $47.78 per barel di NYMEX, AS. Sedangkan untuk pergerakan minyak Eropa, Brent Oil kontrak Agustus telah ditutup turun pada level $50.03 per barel di ICE Futures Europe exchange, London.
Pada minggu ini, adapun beberapa laporan data fundamental global yang diduga mampu memberikan gejolak pergerakan untuk pasar forex maupun komoditas dunia. Laporan tersebut diantaranya sebagai berikut :
Senin, 5 Juni 2017
China / Tiongkok : Data PMI Jasa yang dirilis oleh Caixin. 08.30 WIB
Inggris : Aktifitas Jasa yang dirilis oleh Markit. 15.30 WIB
AS : Aktifitas Jasa yang dirilis oleh ISM atau (Institute for Supply Management). 21.00 WIB
Selasa, 6 Juni 2017
Australia : Hasil pertemuan kebijakan Bank Sentral Australia. 11.30 WIB
Rabu, 7 Juni 2017
Australia : PDB Australia yang dirilis oleh Biro Statistik Australia. 08.30 WIB
Inggris : Inflasi Harga Rumah yang dirilis oleh Halifax Bank of Scotland. 14.30 WIB
Kanada : Izin Bangunan yang dirilis oleh Badan Statistik Kanada. 19.30 WIB
AS : Cadangan Minyak yang dirilis oleh EIA. 21.30 WIB
Kamis, 8 Juni 2017
Australia : Neraca Perdagangan yang dirilis oleh Biro Statistik Australia. 08.30 WIB
China / Tiongkok : Neraca Perdagangan yang dirilis oleh CGAC. 14.00 WIB
Swiss : Pertumbuhan Inflasi yang dirilis oleh Kantor Statistik Federal. 14.15 WIB
Eropa : Hasil kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. 18.45 WIB
Pidato Mario Draghi. 19.30 WIB
AS : Klaim pengangguran yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS. 19.30 WIB
Jumat, 9 Juni 2017
China / Tiongkok : Data Inflasi yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional. 08.30 WIB
Inggris : Hasil produksi manufaktur dan neraca perdagangan. 15.30 WIB
Kanada : Laporan Pasar Tenaga Kerja dan Tingkat Pengangguran. 19.30 WIB