JAVAFX – Dolar masih berada didekat level terendah minggu ini, dilanda kegelisahan karena ketidakastian perdagangan dan sinyal beragam tentang ekonomi AS. Dolar melemah hampir terhadap semua mata uang utama terutama terhadap safe haven seperti yen dan franc Swiss, sementara Pound Inggris bergerak naik melesat karena taruhan menegaskan PM Boris Johnson dapat memenangkan pemilihan umum.
Pelemahan dolar AS mulai akhir pekan lalu dan terus berlanjut hingga pekan ini. Indeks dolar AS (DXY) yang mengukur pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama turun 1% hingga sekarang berada di level 97.40.
Dolar tertekan melemah karena pernyataan Presiden Trump untuk menunda kesepakatan perdagangan dengan China setidaknya sampai pemilu presiden AS 2020.
Pasar mengkhawatirkan tidak adanya kesepakatan akan membuat AS naikan tarif produk China pada 15 Desember mendatang. Selain itu laporan data ekonomi AS seperti data manufaktur dan ISM Non-manufaktur dirilis turun dibawah angka yang diperkirakan.
Kini para investor dan trader menantikan data tenaga kerja AS yang menjadi data ekonomi pamungkas di akhir pekan ini.
Data Non-Farm Payroll (NFP) bulan November diprediksi sebanyak 181.000 atau naik dari bulan sebelumnya 128.000. Sementara tingkat pengangguran bulanan stabil 3.6% dan pertumbuhan upah rata-rata perjam naik 0.3% dari sebelumnya 0.2%.
Data tenaga kerja yang positif diprediksi masih belum bisa memulihkan laju dolar kembali seperti dilevel sebelum jatuh pada akhir pekan lalu 98.23 karena sentimen utamanya masih seputar ketidakpastian kesepakatan dagang AS – China untuk mengurangi tensi perdagangan global belakangan ini.