Kenaikan dolar AS terhenti di sesi Jumat ini atas pengaruh penantian pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell oleh para pelaku pasar, setelah pada sesi kemarin membuat kenaikan kecil. Sementara itu gencarnya seruan baru untuk percepatan tapering muncul dari beberapa pembuat kebijakan Fed yang hawkish.
Sikap dovish dari Jerome Powell dapat meredam kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dari varian virus corona Delta dan kekhawatiran akan dampak politik dari serangan bom di Kabul, yang mungkin memacu penawaran beli dalam mata uang berisiko terhadap dolar.
Presiden Federal Reserve Dallas, Robert Kaplan, berharap The Fed untuk mulai menaikkan suku bunga tahun depan, sebuah komentar yang oleh para analis dianggap lebih hawkish daripada minggu lalu ketika dia tampak gugup tentang dampak potensial dari penyebaran varian Delta terhadap pemulihan ekonomi.
Dua kepala Fed regional lainnya, Presiden Fed Kansas City, Esther George, dan Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard, juga meremehkan dampak varian Delta dalam wawancara terpisah. Sementara Bullard mengulangi seruannya agar Fed mulai memangkas $120 miliar dalam pembelian obligasi bulanan, segera.
Namun, para pelaku pasar berpikir Powell akan memberikan nada yang lebih dovish dalam pidatonya di konferensi bank sentral Kansas City Fed pada pukul 9 malam waktu Indonesia barat. Konferensi bank sentral ini telah sering digunakan oleh pembuat kebijakan Fed untuk memberikan panduan tentang kebijakan masa depan.
Konsensus di pasar saat ini bahwa Powell kemungkinan akan mengumumkan tepring ini pada kuartal keempat, memberikan sinyal yang jelas pada satu pertemuan sebelum pengumuman yang sebenarnya.
Dengan sentimen pasar saat ini, mata uang yang sensitif terhadap risiko kemungkinan akan mengalami penguatan sementara yen kemungkinan akan melemah. Dan sejauh ini, dolar AS juga didukung oleh kehati-hatian setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, yang menewaskan 13 tentara AS, 28 anggota Taliban dan sejumlah warga sipil. ISIS yang menjadi musuh Taliban dan negara Barat, mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Aksi bom bunuh diri tersebut ketika pasukan AS disibukkan dengan persiapan untuk menyelesaikan penarikan dari dari Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus seperti yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden.
Indeks dolar terpantau berada di area 93,030, bergerak naik dari level bawah sesi Kamis 92,807 di saat euro diperdagangkan di area 1,1755, setelah turun dari level kenaikan sesi kemarin di 1,1779. Sterling turun dan diperdagangkan di level 1,3695. Terhadap safe-haven yen, dolar sedikit melemah dan terpantau diperdagangkan di level 109,98 yen.