New York (ANTARA News) – Kurs dolar AS terus menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan dampak ekonomi dari pemilihan umum Inggris.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mempertaruhkan masa depan politiknya dengan menyerukan pemilihan umum yang dipercepat tujuh pekan lalu, namun hasil pemilihan umum Kamis (8/6) menunjukkan bahwa partainya tidak dapat membentuk pemerintah mayoritas, lapor Xinhua.
May mengkonfirmasi pada Jumat (9/6) sore, dia akan membentuk sebuah pemerintahan Westminster, dibantu oleh anggota-anggota Partai Uni Demokratik (DUP) Irlandia Utara.
Para ahli mengatakan pemilihan umum tersebut merupakan pukulan yang signifikan bagi May, karena kehilangan mayoritas pasti akan mengurangi kewibawaannya di pemerintahan mendatang.
Hasilnya membuat pound Inggris turun ke level terlemahnya sejak 18 April terhadap dolar AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,37 persen menjadi 97,279 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1197 dolar AS dari 1,1222 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun ke 1,2730 dolar AS dari 1,2937 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot menjadi 0,7528 dolar AS dari 0,7547 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,17 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,91 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9690 franc Swiss dari 0,9670 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3469 dolar Kanada dari 1,3505 dolar Kanada.
(Uu.A026)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017