JAVAFX – Dolar AS tertahan penguatannya pasca Fed naikkan suku bunga pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai dilemahkan kembali disaat pasar melihat kepastian kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1743, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3163, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7255 dan USDJPY ditutup melemah di level 112,70.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1750, GBPUSD bergerak di level 1,3152, AUDUSD di level 0,7259 dan yen di level 112,70.
Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi pelemahannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk perlanjutan pasar dari pergerakan minggu sebelumnya yang di mana indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi dunia dengan ekskalasi tarif yang masih belum selesai serta keinginan akan naiknya suku bunga the Fed yang makin kuat.
Faktor akan masih gagalnya perundingan Brexit juga sangat mempengaruhi sentimen dari euro dan pound yang ingin menguat terhadap dolar AS. Harapannya proses Brexit pekan ini ada kejutan lain sehingga proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa bisa berjalan lancar. Bila ini terjadi maka ada harapan bagi pound dan euro untuk pulih semakin besar.
Pound memang berat langkahnya seperti juga yen yang masih enggan bergerak menguat lebih besar pasca kesepakatan dagang antara AS dengan Jepang berhasil disetujui Shinzo Abe dengan Trump baru-baru ini. Milyaran dolar berhasil diselamatkan untuk terhindar dari masalah perang tarif sehingga yen agak terselamatkan sejenak.
Sebetulnya dolar sempat menguat semalam setelah the Fed menyatakan bahwa suku bunga atau Fed fund rate mereka naik ketujuh kalinya sejak krisis 2008 lalu sebesar 25 bps menjadi 2,25% di bulan ini. Jerome Powell juga menyatakan bahwa suku bunga naik sangat dibutuhkan ekonomi AS demi masa depan, sehingga ada peluang bahwa suku bunga masih bisa naik lagi.
Ungkapan Powell ini membuat Trump kecewa di mana biasanya Trump memang selalu mengkritisi kebijakan bank sentralnya yang gemar menaikkan suku bunga sehingga mata uangnya bisa menguat. Beruntung keberatan Trump ini sedikit didengar pasar sehingga dolar sedikit tertahan penguatannya sekarang.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi