JAVAFX – Dolar AS tertahan penguatannya pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang sempat muncul namun data kinerja ekonomi Jepang membatasinya.
Secara umum di perdagangan sebelumnya, kondisi dolar AS memberikan tekanan kepada mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1526, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2824, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7371 dan USDJPY ditutup menguat di level 111,07.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1529, GBPUSD bergerak di level 1,2829, AUDUSD di level 0,7367 dan yen di level 110.86.
Sebelumnya, nilai dolar AS sedikit membaik pada perdagangan semalam setelah investor sedang memanfaatkan momentum memanasnya tensi perang dagang antara AS dengan China dan agenda lelang surat hutang milik pemerintah AS yang kelebihan peminat serta data klaim pengangguran mingguan yang kembali membaik seakan membangkitkan keinginan akan rencana kenaikan suku bunga the Fed bulan depan.
Kondisi ini diperparah pihak China yang enggan untuk berunding dengan AS karena berdasar beberapa data terakhir, kondisi ekonomi China sedang baik-baik saja. Namun penguatan dolar pagi ini makin dipertanyakan setelah data pertumbuhan ekonomi Jepang dan inflasi Jepang hasilnya diluar dugaan sedang membaik semua, semakin besar upaya investor untuk mengoleksi yen kembali.
Kondisi perang tarif belum usai diperparah lagi tekanan ke Iran. Sebetulnya ekonomi AS butuh kenaikan suku bunga yang agresif demi menghindari resesi, dan semua ini terus didukung oleh data tenaga kerja yang masih ketat dan inflasi yang mulai meningkat di AS. The Fed memang dalam rapat yang terakhir tidak merubah suku bunganya, namun bank sentral AS ini merubah cara pandang ekonominya serta meningkatkan outlook yang lebih bagus sehingga ada isyarat kuat bahwa rapat di September dan Desember nanti baru akan ada kenaikan suku bunga baru.
Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang dagang memberikan arti bahwa harga barang yang terkena tarif baru dari Presiden Trump khususnya harga barang di AS, akan mengalami kenaikannya. Sisi kenaikan inflasi di AS tentu akan mendatangkan dukungan yang kuat terhadap rencana kenaikan suku bunga ths Fed yang bisa naik secara agresif. Sinyal inflasi yang akan meninggi ini, telah dibaca investor dengan melakukan koleksi surat hutang berlatar belakang AS meski Trump tidak senang.
Nanti malam, akan rilis data inflasi konsumen AS. Jika data membaik maka dolar AS masih bisa menguat lagi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi