Dolar AS Tertahan Ekspektasi Kelanjutan Kenaikan Komoditas

0
111

Dolar AS menguat pada Selasa pagi di Asia, namun kenaikan dibatasi oleh ekspektasi harga komoditas yang sudah melonjak akan terus berlanjut.

Indeks Dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang mayoritas turun tipis 0,06% pada level 90,237.

Pasangan USD/JPY naik tipis 0,10% menjadi 108,89. Data yang dirilis pagi ini di Jepang menunjukkan pengeluaran bulanan rumah tangga Jepang pada bulan Maret tumbuh lebih baik dari perkiraan sebesar 7,2%. Pengeluaran tahunan tumbuh 6,2%, kenaikan terbesar sejak September 2019 dan pertumbuhan pertama dalam empat bulan.

AUD/USD naik tipis 0,03% ke level 0,7833 menjelang anggaran federal Australia, yang dirilis hari ini. NZD/USD turun tipis 0,14% ke level 0,7264.

USD/CNY naik tipis 0,18% menjadi 6,4270. Indeks Harga Konsumen (CPI) bulanan China hanya meleset dari ekspektasi, menyusut 0,3% namun inflasi tahunan tumbuh 0,9%. Indeks Harga Produsen (PPI) tahunan tumbuh melampaui perkiraan 6,8%.

Para pelau pasar saat ini tengah menantikan data inflasi dari AS, termasuk CPI Inti, yang akan dirilis pada Rabu besok. Data tersebut akan mengukur tingkat tekanan inflasi dan dapat mendorong imbal hasil Treasury naik, berpotensi memberi greenback dorongan.

Harga komoditas termasuk minyak mentah, tembaga dan baja diperkirakan akan terus menguat, meningkatkan kekhawatiran tentang pelarian inflasi. Obligasi dan dolar AS telah bergerak naik turun antara silih berganti karena ekspektasi pasar tentang kapan Federal Reserve AS akan mulai menjauh dari kebijakan dovishnya saat ini yang terombang-ambing.

Terhadap dolar Kanada, dolar diperdagangkan pada level C$1,2097, level terlemahnya di lebih dari tiga tahun. Dolar AS juga mendekati level terendah dua minggu terhadap peso Meksiko.

Permintaan komoditas diperkirakan akan terus meningkat karena vaksinasi COVID-19 meningkatkan prospek ekonomi di lebih banyak negara. Selain itu, kendala pasokan untuk beberapa komoditas berpotensi meningkatkan harga dalam jangka pendek, sehingga memberikan dorongan lebih lanjut bagi mata uang terkait komoditas.