Dolar AS Mereda Sejenak Pasca Perang Dagang Yang Masih Panas

0
208
Pound Sterling Menguat Sejenak Meski Ada Reshuffle Kabinet PM May

JAVAFX – Dolar AS mereda sejenak pasca perang dagang yang masih panas pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai dilemahkan jelang Kuroda berbicara.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1666, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3147, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7216 dan USDJPY ditutup menguat di level 112,36.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1673, GBPUSD bergerak di level 1,3150, AUDUSD di level 0,7238 dan yen di level 112,35.

Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi penguatannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk perlawanan pasar dari pergerakan minggu sebelumnya yang di mana indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi dunia dengan ekskalasi tarif yang masih belum selesai serta keinginan akan naiknya suku bunga the Fed yang makin kuat.

Setelah krisis Turki muncul 2 pekan lalu, di mana tarif baru impor logam Turki ke AS menyebabkan mata uang dunia anjlok dan membuat khawatir investor akan masa depan ekonomi global yang konon kabarnya bisa memunculkan aksi gagal bayar. Situasi ini membuat pasar sempat membuat panik pasar uang dunia, namun keinginan beberapa bank sentral di Uni Eropa dan Inggris serta Turki telah berhasil menekan dolar AS sejenak, apalagi data inflasi bulanan AS juga sedang turun sehingga dukungan kepada naiknya suku bunga the Fed juga berkurang.

Masalah perang tarif juga belum usai, di mana Presiden Trump dalam tweetnya menyatakan bahwa AS akan memberi ruang kepada China untuk menekannya. Namun sayang pihak China sudah siap dengan segala bentuk tarif baru dari Trump dan akan segera melakukan tindakan balasan juga. Banyak pelaku pasar berharap bahwa kondisi perang tarif bersifat sementara di saat Trump di atas angin kondisi politiknya sehingga ketika pemilu awal bulan depan di AS bisa dimenangkan oleh pihak oposisi maka dapat dipercaya tekanan dari Trump akan berkurang.

Kondisi ini memang sudah bisa dilihat jelang bank sentral Jepang melakukan kebijakan moneternya yang terbaru hari ini dengan harapan masih ada rencana operasi likuiditasnya sehingga yen masih bisa dilemahkan.
Faktor akan adanya perundingan Brexit juga sangat mempengaruhi sentimen dari euro dan pound yang ingin menguat terhadap dolar AS. Harapannya proses Brexit hari ini ada kejutan lain sehingga proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa bisa berjalan lancar.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi