Dolar diperdagangkan relatif flat di awal sesi perdagangan Eropa. Dolar AS saat ini tengah mempertahankan penguatan dalam minggu ini sebagai safe haven di tengah peningkatan kasus Covid-19 global dan kekhawatiran inflasi AS.
Peningkatan kasus Covid-19, yang tidak hanya di Asia Tenggara yang menjadi perhatian global dengan angka penyebarannya, kenaikan kasus di Eropa dan AS juga mmebuat pelaku pasar menghindari risiko. Sehingga, kondisi ini menjadi keuntungan bagi dolar AS.
Di Australia, Melbourne melakukan penguncian setelah Sydney terlebih dahulu melakukan penguncian. Ini berarti sekitar 40% populasi Australia terkurung dalam pembatasan. Indonesia saat ini menjadi negara yang sedang memerangi peningkatan kasus dengan “skenario terburuk”, menurut seorang menteri senior.
Sementara Korea Selatan, yang sempat sukses dalam menghadapi Covid, kembali dihadapkan dengan gelombang infeksi baru. Demikian juga Jepang yang telah menyatakan keadaan darurat di sekitar wilayah Tokyo. Ini membuat Olimpiade mendatang kemungkina besar akan berlangsung tanpa penonton. Di Amerika, Los Angeles kembali umumkan penggunaan masker di dalam ruangan.
Pada saat yang sama, meskipun Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah mencoba mengecilkan ekspektasi langkah pengetatan awal oleh bank sentral, angka inflasi yang kuat dan pergeseran ekspektasi suku bunga setelah Fed menandai kenaikan lebih cepat dari perkiraan pada tahun 2023 telah menempatkan penopang greenback.
Indeks Dolar terpantau flat di level 92,620 di sesi pagi eropa, perlahan menuju kenaikan sekitar 0,5% untuk minggu ini, jika dolar mampu mempertahankan penguatnnya. Ini menjadi persentase kenaikan mingguan terbesar dolar dalam sebulan terakhir.
EUR/USD melemah di level 1,1808, GBP/USD tergelincir ke level 1,3822, sedangkan AUD/USD yang sensitif terhadap risiko, justru naik 0,1% ke level 0,7435, namun turun 0,7% selama seminggu.
USD/JPY naik 0,1% menjadi 109,98 setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan kebijakan, sementara memangkas perkiraan untuk pertumbuhan tahun fiskal saat ini menjadi 3,8% dari perkiraan April 4,0%.
Di tempat lain, NZD/USD naik 0,5% ke level 0,7014 setelah indeks harga konsumen Selandia Baru untuk kuartal kedua tumbuh 3,3% pada basis tahunan dan 1,3% per kuartal, tertinggi dalam satu dekade.