JAVAFX – Dolar AS menguat atas mata uang rival pada masa pandemic corona virus yang meledak dibulan Maret dan April 2020. Dolar indeks yang mengukur pergerakan dolar atau greenback terhadap enam mata uang utama pada bulan Maret mencatat level tertinggi di 102,99 dan bulan April meski turun tetapi masih mencatat level tertingginya di 100,93.
Bahkan Ketika Amerika Serikat juga diserang wabah virus dan menjadi negara dengan jumlah korban terinfeksi terbesar diseluruh dunia, mata uang dolar masih tetap menjadi pilihan para investor. Ketika data-data ekonomi AS seperti klaim pengangguran meningkat dalam jumlah rekor terbesar dalam sejarah, dolar tidak lantas terpukul dan ditinggalkan investor.
Mengapa dolar menjadi primadona ditengah serangan pandemic virus corona yang membuat ekonomi dunia melemah saat ini. Jawabannya adalah karena dolar dinilai sebagai asset lindung nilai di saat kondisi tidak menentu seperti saat ini.
Bahkan pamor safe haven dolar sempat mengalahkan kilau emas yang juga dikenal sebagai safe haven. Emas yang sudah rally sejak awal tahun lalu, terpangkas turun tajam di bulan Maret karena investor yang mengalami kerugian di pasar saham ingin menyeimbangkan portofolio mereka.
Penjualan emas karena investor membutuhkan uang tunai dalam dolar AS.
Pergerakan dolar juga sempat terkoreksi turun di akhir perdagangan bulan April, tetapi diawal Mei ini dolar perlahan-lahan mulai kembali naik mendekati level psikologis 100,00.
Jika dilihat secara teknikal dolar masih akan mendominasi terhadap mata uang utaa seperti euro dan poundsterling.
EUR/USD saat ini berada di level 1.08300an dan berpotensi kembali turun untuk mendekati level 1.07674 dan 1.07260.
Sementara GBP/USD diprediksi banyak analis akan mengalami masa-masa kritis karena perundingan dagang Inggris dengan Uni Eropa pasca Brexit akan menjadi pemicu pelemahan.
GBP/USD dapat mengincar support 1.22465 dan 1.21639 dalam waktu dekat.