Dolar AS Menguat Kembali, Menenggelamkan Harga Emas

0
74
Gold bars are seen at the Austrian Gold and Silver Separating Plant 'Oegussa' in Vienna, Austria, March 18, 2016. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo

Harga emas jatuh pada perdagangan di hari Kamis dalam aksi jual yang meluas selama sesi AS, dimana terjadi lonjakan saat pembukaan pasar saham di Wall Street. Terjadi volatilitas yang tinggi sehingga menyebabkan jatuhnya harga Emas. Dolar AS, meskipun Federal Reserve dianggap bersikap dovish, tetap saja menguat sehingga menenggelamkan semua lawan-lawannya pada perdagangan hari ini, termasuk komoditas emas.

Sebelumnya, sejumlah pernyataan dari eksekutif Federal Reserve dianggap pasar kurang garang. Nyatanya, sikap Fed yang dianggap Dovish ini masih saja membuat Dolar AS tetap menguat. Indek Dolar AS (DXY) meraung dari posisi terendah di 102,50. Harga Emas cenderung melemah dalam skenario risk-off yang telah membawa dolar AS dari kelesuan yang dipicu oleh sentimen Federal Reserve akhir-akhir ini.

Sejauh ini, pasar memamg masih menimbang-nimbang ketika sampai pada gagasan definitif seputar prospek Federal Reserve. Juri masih belum mengetahui apakah memang akan ada poros di paruh kedua tahun ini yang telah lahir dari beberapa retorika dovish dari ketua Fed, Jerome Powell akhir-akhir ini.

Namun demikian, mengingat kuatnya data Nonfarm Payrolls AS di bulan Januari yang disampaikan pada minggu lalu, pasar berharap Jerome Powell dapat menggandakan retorika hawkishnya. Jadi, ketika Powell lebih memilih untuk menggunakan kata ‘disinflasi’ sejak awal, hal inilah yang membantu terjadinya reli di bursa saham dan membuat yield obligasi AS turun.

Sayangnya, Dolar AS dan harga Emas telah bergejolak di kedua sisi sentimen dan Powell lebih lanjut juga menjelaskan bahwa ‘disinflasi’ berada pada tahap paling awal. Ia juga menekankan bahwa “kasus dasar bagi saya adalah bahwa … kita harus melakukan lebih banyak kenaikan tarif, dan kemudian kita harus melihat-lihat dan melihat apakah kita telah melakukannya dengan cukup”. Jadi, masih ada prospek kurs terminal yang lebih tinggi dan itu membebani harga Emas saat rally.

Diyakini bahwa tingkat suku bunga acuan pada akhirnya bisa di kisaran 5-5,25. Mengacu pada kajian yang dilakukan oleh Bloomberg, sejumlah bank yang berpikir suku bunga akan berada di 5 ¼ hingga 2024, tetapi belum ada yang mencapai puncak 5 1/2%, apalagi sesuatu yang lebih tinggi. Pendek kata, puncak suku bunga adalah 5 ½%, bukan 5 ¼%, atau berarti sedikit, tapi 6% meningkatkan risiko siklus berakhir berantakan. Hal ini akan mendukung Dolar AS dan berdampak buruk bagi mata uang sensitif risiko di mana pun.

Harga emas masih berpeluang untuk turun lebih rendah lagi di akhir pekan ini, meskipun dalam kondisi jenuh. Pada pekan mendatang, ini bisa menjadi minggu depan yang penuh gejolak dengan Indeks Harga Konsumen, IHK, dan Penjualan Ritel AS.

Data kunci adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk harga Emas. IHK diperkirakan menunjukkan inflasi utama untuk bulan Januari sebesar 0,5% MoM dan inflasi inti berjalan pada 0,3% MoM. Jika angka-angka ini tercapai, ini akan menghasilkan pelonggaran inflasi inti dari 5,7% menjadi 5,4% YoY dan inflasi umum dari 6,6% menjadi 6,2%.

Jika dilihat pada kekuatan dalam data ini, maka akan sangat sulit bagi para eksekutif Fed untuk memberikan sinyal apa pun selain pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.