JAVAFX – Harga emas turun dari harga puncak tertinggi dalam sepekan yang diraih pada perdagangan sebelumnya. Dorongan turun pada perdagangan hari Selasa (28/05/2019) berasal dari penguatan dolar AS.
Sebagai aset safe haven, Dolar AS menjadi pilihan utama investor di tengah ketidakpastian atas perundingan dagang AS-China. Investor lebih memilih greenback daripada emas yang sejatinya juga punya sifat sebagai aset surgawi. Indek Dolar AS naik 0,3 % terhadap enam mata uang utama lainnya, didukung oleh kekhawatiran perdagangan dan politik dan meningkatnya keyakinan konsumen AS.
Pada perdagangan di bursa spot, harga emas batangan turun 0,5 % ke $1.278,12 per troy ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak 17 Mei di $1.287,32 di sesi sebelumnya. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas berakhir turun 0,5 % juga menjadi $1.277,10 per troy ons.
Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mengtakan bahwa ia “tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China”. Pernyataan ini sontak membuyarkan harapan pelaku pasar diantara ekonomi terbesar dunia.
Faktor lain yang membebani harga emas adalah pasar ekuitas AS yang didukung oleh naiknya saham-saham di sektor teknologi.
Secara teknis, dengan penurunan harga saat ini, semakin menyulitkan emas untuk bisa kembali diatas harga $1.300 kembali. Dorongan kenaikan harga akan muncul apabila terjadi peningkatan permintaan emas secara musiman atau jika tidak, Dolar AS mengalami koreksi yang diyakini masih akan terjadi sebelum akhir tahun ini. Sinyal menjadi tidak jelas karena emas telah gagal dua kali untuk menembus level resistan pada $1.286.
Sementara itu, para spekulan emas memangkas posisi beli sebesar 41.545 kontrak menjadi 24.378 dalam minggu hingga 21 Mei, demikian menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS mengatakan pada hari Jumat. Posisi beli selama beberapa hari terakhir sekarang sedang dilepas kembali setelah terjadi penembusan di bawah $1.292,6 dan $1.286. (WK)