Dolar AS ‘Mati-Matian’ Memperpanjang Kenaikan

0
121
Dolar AS

Dolar berupaya keras untuk memperpanjang kenaikan sesi kemarin menyusul obrolan akan kemungkinan kenaikan suku bunga AS. Aksi jual saham sektor teknologi semakin memperburuk sentimen risiko terhadap mata uang safe-haven.

Penguatan dolar di sesi kemarin menekan euro yang turun ke level $1,2021 dan rentan menembus support penting di area $ 1,1995/1,2000. Indeks dolar hampir tidak berubah di sekitar area 91,21 meski masih jauh dari level terendah dua bulan baru-baru ini di 90,422. Untuk memastikan rebound, indeks dolar perlu menembus level resistance di 91.425.

Penguatan dolar lebih dipicu oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk meredam ekonomi yang terlalu panas karena inflasi. Yellen kemudian acuhkan kepentingannya, tetapi bahkan sedikit penyebutan pengetatan AS memiliki dampak yang sangat besar di pasar yang telah menjadi sangat bergantung pada stimulus moneter.

Efeknya terlihat pada saham sektor teknologi berkapitalisasi besar, yang paling menderita kerugian besar dalam semalam. Sehingga sektor itu menyeret indeks Nasdaq anjlok 1,88%.

Sejauh ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell berpendapat bahwa pasar tenaga kerja masih jauh dari kebutuhan untuk mulai berbicara tentang pengurangan pembelian aset.

Pernyataan Powell akan teruji pada hari Jumat ini, apakah akan mengkonfirmasi pernyataannya atau malah mendukung. Dan apakah laporan penggajian April sekuat yang diperkirakan beberapa pihak. Perkiraan median adalah untuk kenaikan 978.000, tetapi perkiraan mencapai setinggi 2,1 juta.

Ada tiga pejabat Federal Reserve yang akan berpidato pada Rabu hari ini yang berpeluang memberikan penggerak pasar lebih lanjut.

Pergerakan dolar masih terbatas di Asia, dengan masih liburnya pasar Jepang dan China. Namun dolar Selandia Baru melonjak ke level $0,7170 menyusul data pekerjaan lebih besar dari perkiraan. Dolar stabil terhadap yen di 109,31 meski perlu menembus level resistance di 109,61 untuk mendorong tawaran yang lebih spekulatif.

Salah satu hambatan bagi dolar adalah defisit perdagangan AS, yang meningkat ke rekor $74,4 miliar pada Maret.