JAVAFX – Dolar AS makin kokoh pasca tak ada perubahan kebijakan Jepang pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah tetap menguat.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1345, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2708, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7104 dan USDJPY ditutup menguat di level 113,07.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1340, GBPUSD bergerak di level 1,2706, AUDUSD di level 0,7083 dan yen di level 113,19.
Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi pelemahannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk perlanjutan pasar dari pergerakan pekan sebelumnya yang di mana indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang melihat ekskalasi keinginan kenaikan suku bunga Fed yang akan terjadi beberapa kali sehingga investor lebih menyukai untuk mengoleksi mata uang AS itu.
Faktor belum berhasilnya perundingan Brexit sangat mempengaruhi sentimen dari euro dan pound. Proses Brexit masih belum ada titik terang penyelesaiannya, membuat masa depan ekonomi Inggris juga masih belum jelas. Brexit membawa konsekuensi terhadap masa depan politik Inggris dimana kepemimpinan PM May menjadi pertaruhan masa depan politik Inggris dan makin membuat kondisi ekonomi Inggris makin tidak kondusif.
Pound memang berat langkahnya seperti juga yen yang masih enggan bergerak menguat lebih besar pasca penentuan suku bunga Jepang yang baru. Sebetulnya dolar sempat menguat setelah the Fed menyatakan bahwa suku bunga atau Fed fund rate mereka naik ketujuh kalinya sejak krisis 2008 lalu sebesar. Jerome Powell juga menyatakan bahwa suku bunga naik sangat dibutuhkan ekonomi AS demi masa depan, sehingga ada peluang bahwa suku bunga masih bisa naik lagi.
Faktor tidak adanya perubahan penting dari Jepang membuat yen makin terpuruk pada kali ini. Faktor akan turunnya ekonomi Asia akibat perang dagang telah membawa dolar masih menjadi primadona safe haven.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi