Dolar Kembali Unjuk Gigi, Atas Aksi Jual obligasi Dan Risk Aversi

0
86
Dolar AS

Dolar dekati level tertingginya dalam  tiga bulan pada hari Senin, setelah Senat AS sahkan RUU stimulus memicu aksi jual lain di pasar obligasi. Sementara mata uang eksportir komoditas utama melemah setelah mata uang berisiko secara luas kehilangan momentum.

Indeks dolar berada di level 92,073 terhadap mata uang mayoritas, naik 0,17% mendekati level tertinggi tiga bulan di 92,201.

Senat mengesahkan rencana bantuan COVID-19 senilai $1,9 triliun, sehari pasca laporan pekerjaan AS hantarkan greenback ke level tertinggi sejak November 2020.

Sementara investor telah meningkatkan proyeksi pada rebound ekonomi yang lebih cepat tahun ini, kekhawatiran tentang inflasi yang lebih tinggi telah mendorong yield obligasi meskipun ada jaminan dari bank sentral termasuk Federal Reserve AS bahwa kebijakan moneter akan tetap longgar.

Yield Treasury AS 10-tahun berada di dekat level tertinggi satu tahun pada hari Senin, sementara saham berjangka Nasdaq AS turun sekitar 1% dan indeks saham berjangka Eropa memangkas kenaikan karena menyebar aksi jual hingga ke aset berisiko lainnya.

Spekulan memangkas posisi net short dolar mereka dalam minggu terakhir menjadi $27,80 miliar, yang merupakan posisi short terkecil sejak 15 Desember dan menunjukkan bahwa penurunan dollar telah berakhir.

Dolar bertahan mendekati level tertinggi satu bulan terhadap pound Inggris, yang diperdagangkan pada level $1,3819, dan level tertinggi tiga bulan terhadap euro, pada level $1,1904. Terhadap yen, greenback stabil di 108,39 yen, setelah mencapai level tertinggi sembilan bulan di 108,645 pada hari Jumat.

Yuan Tiongkok turun ke level terendah lebih dari dua bulan, dengan penguatan dolar dan yield obligasi AS mendorong para investor untuk mengevaluasi kembali perkiraan yuan, di mana pasar perkirakan akan lebih kuat untuk sisa tahun ini.

Dolar Australia naik 0,2% ke level $0,7696, jauh di bawah level tertinggi sesi $0,77230. Dolar Selandia Baru turun sekitar 0,1% setelah sebelumnya naik 0,4% ke level $0,719. Mata uang antipodean itu telah diminati karena hubungannya dengan perdagangan komoditas global.

Dolar AS turun 0,38% terhadap Krona Norwegia ke level 8,5283 dan sedikit melemah terhadap dolar Kanada ke level 1,2637 setelah trader memburu mata uang eksportir minyak tersebut.

Beberapa pelaku pasar mengatakan kenaikan minyak mentah berjangka Brent di atas $70 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun ini memicu kesibukan tawaran untuk mata uang komoditas pada awal perdagangan Asia.