JAVAFX – Dolar AS bergerak membaik pasca Kanada sepakati dagang pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini merupakan kelanjutan dari kondisi sebelumnya dengan keinginan pasar yang masih ingin menguatkan mata uang AS tersebut.
Melihat pada perdagangan sebelumnya, pergerakan dolar AS memberikan tekanannya kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1602, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3029, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7214 dan USDJPY ditutup menguat di level 113,67.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1600, GBPUSD bergerak di level 1,3033, AUDUSD di level 0,7222 dan yen di level 113,93.
Kondisi yen kali ini masih melemah terhadap dolar AS lagi setelah beberapa waktu lalu menguat terkait kebijakan bank sentral Jepang untuk terus melakukan operasi pasar, telah berhasil meredam pelemahan yen sehingga siang ini sedang melemah lagi. Gejolak perang tarif sedikit banyak memang tidak berimbas besar kepada yen. Namun Jepang masih menjadi target dari tarif Trump, sehingga yen masih mudah terkena tekanan dari mata uang utama dunia lainnya.
Sebelumnya yen terus bertahan dari gempuran dolar AS setelah Shinzo Abe dengan Presiden Trump mencapai sebuah kesepakatan yang membuat Jepang terhindar dari perang tarif dengan AS. Namun efek perang tarif sebelumnya sudah terasa sejak data survei tankan bulan lalu yang mengalami penurunan.
Survei tentang kegiatan industri di bank sentral Jepang mengalami penurunan kinerja, karena perang dagang. Kondisi ini sama dengan situasi aktivitas kerja di China yang juga mengalami penurunan akibat dari intensitas perang dagang yang meningkat. Ditambah lagi pasar keuangan China dan Australia hari ini libur sehingga dolar leluasa bergerak menguat.
Sejauh ini pihak China masih gagal mencari kesepakatan baru dengan AS hari ini sehingga tensi perang dagang makin memanas. Produk China senilai $200 milyar terkena tarif baru dan akan berlanjut dengan tarif baru juga mulai awal tahun depan jika keduanya gagal mencapai kesepakatan baru. Dan pihak China sendiri enggan untuk mengendurkan tekanannya kepada AS. Begitu pula sebaliknya. Kondisi ini tentu membuat situasi menjadi tidak kondusif sehingga aksi safe haven bisa sewaktu-waktu terjadi.
Padahal kinerja ekonomi China juga sudah mulai merendah kualitasnya sehingga bisa mendorong pemberian bantuan likuiditas lebih besar. Harapannya aksi safe haven dolar tidak terjadi mengingat kondisi tensi perang dagang akan selalu diikuti oleh aksi safe haven karena inflasi di AS akan mengalami kenaikan sehingga keinginan naiknya suku bunga the Fed makin membesar.
Faktor disepakatinya perdagangan antara AS dengan Kanada akan menjadi bahan jual dolar kembali mengingat tensi perang dagang untuk sementara bisa mulai terkurangi ketakutannya sehingga aksi safe haven dolar bisa hilang setiap saat. Itu dengan catatan pengaruh defisit Italia juga tidak muncul lagil
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi