JAVAFX – Iran tidak memiliki rencana untuk meninggalkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meskipun mereka diperlakukan seperti musuh oleh beberapa anggota lainnya, demikian dikatakan oleh Menteri Perminyakan Bijan Zanganeh dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu (08/06/2019).
“Iran tidak memiliki rencana untuk meninggalkan OPEC … dan menyesal bahwa beberapa anggota OPEC telah mengubah organisasi ini menjadi forum politik untuk menghadapi dua anggota pendiri OPEC, yang berarti Iran dan Venezuela,” Zanganeh mengatakan kepada situs berita parlemen Iran ICANA.
“Dan dua negara regional menunjukkan permusuhan terhadap kita dalam organisasi ini. Kami bukan musuh mereka tetapi mereka menunjukkan permusuhan terhadap kami … dan (mereka) menggunakan minyak sebagai senjata untuk melawan kami di pasar global dan dunia. ”
Zanganeh tidak menyebut kedua negara kedua negara tersebut
Sebagaimana diketahui bahwa ketegangan antara Iran dan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dimana keduanya sekutu AS, telah melonjak tahun ini setelah keduanya mengatakan mereka akan meningkatkan produksi minyak untuk menebus minyak mentah Iran yang terputus dari pasar dengan sanksi AS.
Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump menambahkan kelompok holding petrokimia terbesar Iran ke daftar sanksi, menuduhnya tidak langsung mendukung Pengawal Revolusi Teheran. Washington mengatakan langkah itu bertujuan untuk mengeringkan pendapatan bagi pasukan elit militer Iran, tetapi para analis menyebutnya sebagian besar simbolis.
Zanganeh sebagaimana dikutip oleh ICANA mengatakan bahwa Amerika Serikat telah membuat semakin sulit bagi Iran untuk menghindari sanksi tetapi telah muncul dengan cara-cara baru untuk mengelak dari mereka.
“Kami telah berpikir tentang menghadapi tindakan Amerika dan terus-menerus telah menemukan dan akan menemukan cara-cara baru dan lagi pula ini adalah perang di mana kami berdiri kuat dan tidak akan mundur.” katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pemerintahan Trump berusaha untuk mengisolasi Iran atas program-program misil nuklir dan balistiknya serta dukungannya untuk kelompok-kelompok proksi di Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman. (WK)