JAVAFX – Gold ditutup turun dalam perdagangan pada hari Selasa (05/02), membukukan kerugian dalam dua sesi perdagangan terakhir. Harga turun ke $ 1,319,20 per troy ons. Para investor memilih dolar, sebagai upaya mengurangi potensi resiko.
Penguatan Dolar AS dalam tren jangka pendek menahan laju kenaikan harga emas saat ini. Gold masih berusaha bertahan di zona bullish, setelah lepas dari pasar bearishnya. Sejumlah pihak berpikir bahwa permintaan emas oleh China masih belum terbaca sepanjang musim libur Imlek kali ini. Namun penuh keyakinan bahwa permintaan emas mengalami kenaikan.
Memang angin sakal yang datang dari penguatan Dolar AS tidak bisa dielakkan begitu saja oleh Emas. Logam Mulia memang sering mendapat isyarat dari pergerakan dolar, dimana penguatannya akan membuat harga komoditas berasa mahal bagi pengguna mata uang lainnya. Indek Dolar AS naik 0,2%.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis mengungkapkan bahwa bisnis layanan AS mengalami pertumbuhan pada bulan Januari di laju paling lambat dalam enam bulan, demikian menurut Institute for Supply Management.
Pelaku pasar akan memperhatikan kebijakan ekonomi AS yang tersirat dari Pidato Kenegaraan Presiden Donald Trump hari ini. Isyarat yang terbaca atas sejumlah masalah, termasuk tentang kompromi atas pendanaan perbatasan, dapat mengindikasikan sejauh mana kemungkinan penutupan pemerintah akan terjadi lagi dalam 10 hari. Sejauh mana kemajuan sedang dibuat pada pembicaraan perdagangan China juga akan menjadi titik kunci bagi pasar.
Perdagangan logam mulia bagaimanapun mengalami konsolidasi dalam jangka pendek, ini seuatu yang sehat dimana momentum liburan Tahun Baru Imlek China akan mengurangi volume permintaan dalam pekan ini. Jika terjadi lonjakan dolar AS, maka GOLD diperkirakan bisa bergerak dalam kisaran $ 1,305 – $ 1,325. Penguatan lebih lanjut akan menghadapi resistensi teknis pada $ 1,325, sebelum bisa menjangkau ke $ 1,337. (WK)