Mantan Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (3/8) mengaku tidak bersalah atas sejumlah dakwaan bersejarah yang menuduhnya memimpin persekongkolan jahat untuk berusaha menipu warga Amerika dengan membatalkan hasil pemilihan umum AS 2020.
Trump, yang merupakan kandidat calon presiden AS 2024 unggulan dari kubu Partai Republik, mengajukan pernyataan tidak bersalahnya dalam sidang dakwaan di pengadilan Washington, di mana sebelumnya ratusan pendukungnya telah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman atas peran mereka dalam serangan ke gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.
“Tidak bersalah,” kata Trump setelah Hakim Moxila Upadhyaya membacakan dakwaan-dakwaannya serta ancaman hukuman penjara maksimum dalam berkas dakwaan setebal 45 halaman yang diajukan Jaksa Khusus Jack Smith.
Sesaat sebelum meninggalkan klub golfnya di Bedminster, New Jersey, untuk terbang dengan jet pribadinya ke Washington, DC, Trump kembali mengulang klaim tak berdasarnya bahwa pilpres 2020 yang dimenangkan Joe Biden merupakan pemilihan umum yang “dicuri” darinya.
Miliarder berusia 77 tahun itu sebelumnya sudah didakwa dalam dua kasus pidana berbeda.
Dakwaan persekongkolan terbaru yang dihadapinya meningkatkan kemungkinannya terlibat lebih jauh dalam proses hukum pada puncak kampanye pemilu tahun depan.
Keamanan diperketat di sekitar pengadilan federal E.
Barrett Prettyman di Washington, DC, di mana persidangan digelar, dengan dipasangnya barikade logam untuk memblokir akses dan pengamanan oleh polisi patroli di sekitar lokasi.
Di sekitar gedung pengadilan, awak media memenuhi trotoar untuk melaporkan kejadian bersejarah itu.
Wisatawan dan sejumlah kecil pengunjuk rasa turut hadir di lokasi.
Medea Benjamin dan suaminya, asal Washington DC, datang ke lokasi sambil mengenakan kostum balon berbentuk bayi dengan wajah Trump dan mengoloknya dengan seruan, “Saya tidak mau dipenjara.” Medea datang untuk mengekspresikan perasaannya atas pendakwaan Trump kali ini.
“Kami merasa ini adalah hari yang baik untuk demokrasi, karena seseorang melakukan tindak kejahatan, misalnya berpura-pura memenangkan pemilu padahal tidak, hingga mendukung pemberontakan seperti peristiwa 6 Januari.
Mereka harus mempertanggungjawabkannya,” ungkap Medea.
Tidak hanya mereka yang menentang Trump, pendukungnya pun berdatangan untuk membela kandidat capres unggulan Partai Republik itu, salah satunya John Johnson yang datang dari New Jersey.
“Kami di sini untuk mendukung bos kami.
Pria itu (Trump, red.) adalah pahlawan Amerika.
Ia tidak melakukan kesalahan.
Kita membutuhkannya sekarang lebih dari kapan pun.
Ia telah mengungkap kejahatan keluarga Biden, kejahatan keluarga Barack Hussein Obama, kejahatan keluarga Clinton.
Menurut Anda kenapa mereka sekarang sangat panik?,” ujar Johnson.
Tuduhan bahwa Trump dan enam konspirator yang tidak disebutkan namanya berencana untuk membatalkan pemilu 2020 adalah kasus pidana paling serius yang mengancam kansnya untuk kembali ke Gedung Putih.
Dalam unggahannya di situs Truth Social, Trump mengeluh bahwa ia “ditangkap karena menentang pemilu yang tidak jujur, dicurangi dan dicuri (darinya).” “LOKASI YANG TIDAK ADIL, HAKIM YANG TIDAK ADIL,” ungkapnya.