Dibilang Menyerah soal Covid-19, Trump Tolak Pernyataan Biden

0
53

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan dia belum menyerah pada perang melawan virus corona.

Ia menolak kritik dari saingannya, capres dari Partai Demokrat Joe Biden, bahwa pemerintahannya menyerah.

Trump menyampaikan itu kepada wartawan di tarmak bandara di Allentown tepat sebelum melakukan kampanye pertama dari tiga kampanye yang dijadwalkan hari Senin (26/10) di negara bagian Pennsylvania.

Trump mengatakan Biden menyerah pada hidup.

Dia harus keluar dari ruang bawah tanah.

Dia tidak keluar dari ruang bawah tanah rumahnya. Biden hari Sabtu (24/10) mengadakan dua kampanye secara drive-in di Pennsylvania, mematuhi peraturan jaga fisik.

Dia tidak berkampanye hari Senin.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan dalam acara State of the Union di stasiun TV CNN hari Minggu bahwa Amerika tidak akan mengendalikan pandemi virus corona.

Ia membela keputusan pemerintahan dan kampanye Trump untuk langsung berhadapan dengan pendukung yang sedikit mengenakan masker, dan melakukan acara lain meskipun kasus COVID-19 melonjak.

Lima pembantu terdekat wakil presiden, termasuk kepala stafnya, Marc Short, dinyatakan positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.

Walaupun berhubungan erat dengan Short dan yang lainnya yang tertular, Wakil Presiden mengatakan ia berencana tetap berkegiatan sesuai jadwal.

Ia menganggap pekerjaannya penting.

Pence menuju Minnesota untuk kampanye singkat hari Senin dan akan berkampanye hari Selasa di North Carolina dan South Carolina.

Seorang pembantu Pence mengatakan ia tidak akan datang untuk pengukuhan Hakim Agung Amy Coney Barrett Senin malam kecuali kalau suaranya diperlukan. Pimpinan fraksi Demokrat di Senat, dalam surat kepada Pence, mengatakan bahwa kehadirannya akan merupakan pelanggaran nyata terhadap pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), selain pelanggaran kesopanan dan aturan umum. Amerika melaporkan lebih banyak kasus COVID-19 daripada negara mana pun.

Sejauh ini tercatat lebih dari 8,6 juta kasus dengan lebih dari 225.000 kematian terkait virus, menurut data dari John Hopkins University.