Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat (AS) untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran dari tahun 2015 berlanjut pada Selasa (8/2) dihentikan selama 10 hari.
Para utusan tidak banyak berkomentar apakah mereka berhasil mencapai kemajuan dalam pembicaraan tersebut.
Para delegasi mengatakan kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan tersebut sangat terbatas sejak dimulai kembali pada November lalu setelah jeda selama lima bulan akibat terpilihnya presiden garis keras Iran, Ebrahim Raisi.
Perundingan berlangsung lebih cepat pada bulan lalu, tetapi sejumlah isu penting tetap tidak terpecahkan, dan pihak Barat mengatakan, hanya tinggal sedikit waktu sebelum kemajuan dalam perkembangan program nuklir Iran dapat dikendalikan dengan kesepakatan yang dibuat pada 2015.
Para utusan, 10 hari lalu kembali ke negara mereka masing-masing untuk berkonsultasi dengan pimpinan politik mereka dan mencari jalan untuk mempercepat kemajuan.
Sementara para pejabat Iran, AS, Rusia, China, Perancis, Jerman, Inggris, dan Uni Eropa, pada Selasa (8/2) mulai bertemu dalam berbagai format, belum jelas seberapa banyak kemajuan yang dapat tercapai melalui setiap keputusan politik.
Koordinator perundingan, Enrique Mora, menolak memberi komentar kepada wartawan ketika menyeberang jalan antara dua hotel mewah yang menjadi tempat perundingan di Wina.
Beberapa jam kemudian perunding nuklir utama Iran Ali Bagheri Kani tiba untuk mengadakan pembicaraan.
“Setelah rehat singkat, putaran kedelapan dari Pembicaraan Wina dilanjutkan,” demikian kata delegasi Iran untuk PBB di Wina melalui Twitter.
Kesepakatan tahun 2015 memberlakukan pembatasan pada kegiatan nuklir Iran yang akan memperpanjang kurun waktu bagi Teheran untuk menghasilkan cukup bahan-bahan untuk membuat sebuah bom nuklir, dari dua sampai tiga bulan menjadi satu tahun.
Kebanyakan pakar mengatakan, waktunya kini lebih singkat dibandingkan ketika kesepakatan tersebut dibuat.