Di tengah krisis Ukraina, pasukan Jerman tiba di Lithuania

0
70

Konvoi pasukan bala bantuan Jerman yang terdiri atas 130 tentara dan 60 kendaraan, pada Kamis (17/2) tiba di Lithuania di tengah kekhawatiran atas kemungkinan serangan oleh Rusia ke Ukraina.

Kontingen itu membawa hampir setengah dari kekuatan dukungan yang direncanakan untuk kelompok tempur NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) pimpinan Jerman bagi Lithuania.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan ia pada Kamis diyakinkan oleh Kanselir Jerman Olof Scholz di Brussels bahwa pasukan Jerman memiliki wewenang untuk bertempur membela Lithuania.

“Pasukan Jerman berada di wilayah kami untuk melindungi kami, dan jika Lithuania mendapat ancaman, mereka sangat siap untuk menjalankan tugasnya,” kata Nauseda.

Operasi bala bantuan itu akan berlanjut hingga akhir pekan dan akan mendukung pasukan Jerman di Lithuania dengan kekuatan lebih dari 350 prajurit dan 100 kendaraan, kata komandan kelompok tempur Enhanced Forward Presence Letnan Kolonel Daniel Andrae.

“Kami telah membuktikan bahwa kami bisa menghadirkan pasukan dari jarak yang jauh dalam sekejap,” katanya.

Krisis Ukraina telah mendorong aliansi pimpinan AS dari NATO untuk meningkatkan kekuatannya di sisi timur kawasan negara-negara anggotanya, termasuk Lithuania, yang wilayahnya dekat dengan Rusia atau Ukraina.

“Keberadaan kesatuan militer di Lithuania merupakan faktor yang sangat penting (ditujukan ke Rusia),” kata Wakil Menteri Pertahanan Lithuania Margiris Abukevicius, Kamis.

Norwegia, sebagai bagian dari kelompok tempur pimpinan Jerman, juga akan menambah tentara 50-60 tentara untuk tiga bulan ke depan.

Dengan tambahan dari Norwegia itu, jumlah total tentara NATO akan menjadi 1.610 personel, kata Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas.

Inggris, sementara itu, mengatakan akan menggandakan kekuatan pasukannya di Estonia.

Di negara itu, Inggris memimpin kelompok tempur serupa dari NATO.

NATO pada 2017 membentuk empat kelompok tempur multinasional di Estonia, Lithuania, Latvia, dan Polandia setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina.

Dengan kekuatan tank-tank dan 5.000 tentara, kelompok-kelompok tempur itu bertugas untuk menjadi pagar betis, yaitu menahan serangan sampai bala bantuan tiba.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Kamis mengatakan ada indikasi kuat bahwa Rusia sedang berencana menyerbu Ukraina.

Indikasi yang ia sebut termasuk bahwa Moskow sedang menjalankan operasi terselubung, setelah pasukan pemerintah Ukraina terlibat baku tembak dengan pasukan separatis Ukraina dukungan Rusia.