Demonstran di ibu kota Ghana pada Rabu mulai berkumpul pada hari kedua protes terhadap inflasi yang meningkat dan kesulitan ekonomi lain.
Protes pada hari pertama diakhiri bentrokan dengan polisi dan 29 demonstran ditangkap.
Ratusan orang turun ke jalan pada Selasa (28/6) untuk mengecam kenaikan harga, pajak atas pembayaran elektronik, dan pungutan lain di tengah penurunan ekonomi.
Polisi membubarkan unjuk rasa berizin itu dengan gas air mata dan meriam air setelah demonstran berubah melakukan kekerasan dan melukai belasan petugas, kata polisi dalam sebuah pernyataan.
Polisi menangkap 29 demonstran karena “menyerang dan merusak properti publik”.
Polisi sedang meninjau rekaman demonstrasi untuk mengidentifikasi lebih banyak pelaku.
Sammy Gyamfi, anggota senior kelompok lobi lokal “Ghana Bangkit” yang menghimpun protes, mengatakan kepada Reuters bahwa polisi telah setuju untuk mengamankan demonstrasi hari kedua.
Polisi belum menanggapi permintaan komentar.
Frustrasi telah tumbuh dalam beberapa bulan terakhir saat warga Ghana menanggung beban inflasi yang merajalela di tengah upaya pemerintah memperbaiki ekonomi, kembali meningkatkan nilai mata uang lokal, dan menghindari krisis utang.
Pajak atas pembayaran elektronik, yang disetujui pada April dan diberlakukan sebagai solusi untuk kesulitan keuangan Ghana, kurang diterima.
Para kritikus mengatakan pajak itu secara tidak adil berdampak pada orang-orang berpenghasilan rendah dan pemilik usaha kecil.
Ghana, salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Afrika Barat dan produsen emas terbesar kedua di benua itu, mengalami pertumbuhan yang lambat menjadi 3,3 persen tahun-ke-tahun pada kuartal pertama 2022 dan inflasi mencapai rekor 27,6 persen pada Mei.
Puluhan pengunjuk rasa berkumpul menjelang protes Rabu, yang akan dimulai sekitar pukul 12.00 GMT (19.00 WIB), di tengah kehadiran banyak polisi.Korban tewas capai 443 dalam banjir Afrika Selatan/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_220629_184944_816.sdoc