JAVAFX – Delegasi China dikirim ke AS, harga minyak berhasil membaik pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana sisi ketegangan perang dagang sedik8t mengeliminasi dampak dari situasi yang selalu negatif.
Harga minyak semalam sempat mengalami tekanan yang cukup besar setelah Energy Information Administration atau EIA melaporkan bahwa pekan lalu persediaan minyak mentah AS naik 6,8 juta barel dan produksi minyak AS naik 100 ribu bph menjadi 10,9 juta bph di pekan lalu. Harga minya tertekan cukup besar sebagai dampak akan berlebihannya pasokan minyak dunia.
Sebelumnya bahwa persediaan minyak AS akan naik, berdasar American Petroleum Institute atau APi memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu akan mengalami kenaikan sebesar 3,7 juta barel, dan besaran pengiriman minyak juga naik sebesar 1,6 juta barel di Oklahoma, menandakan bahwa pasokan minyak dari AS akan berlebih di saat beberapa negara sedang menurunkan minat konsumsi minyaknya.
Meskipun impor minyak China sudah naik lagi dari 8,1 juta bph di Juni lalu tengah meningkat menjadi 8,4 juta bph di Juli lalu di saaat perang tarif sedang berlangsung, namun menurut IEA bahwa ekspor minyak Iran akan kehilangan sekitar 2,7 juta bph ekspornya, di mana India, Korea Selatan, China, Jepang dan Uni Eropa merupakan konsumen utama minyak Iran dan harus segera mencari pengganti pasokannya. Beberapa negara pengimpor minyak Iran dapat dipastikan dilarang untum melakukan transaksi bersama Iran.
Beruntung pemerintah Beijing segera mengutus perwakilannya ke Washington untuk segera dengan Presiden Trump dalam usahanya meneliminasi perang dagang yang terus berkembang dalam 2 bulan terakhir.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,06 atau 0,09% di level $65,07 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,26 atau 0,37% di harga $71,02 per barel.
Sebelumnya harga minyak membaik lagi di pekan lalu setelah diberitakan bahwa AS mulai pekan lalu akan memberlakukan sanksi baru kepada Iran atas usahanya menekan Iran untuk patuh tidak mengembangkan tehnologi nuklirnya. Iran tengah dilarang melakukan kegiatan perdagangan lalu lintas uang, logam dan setengah produksi energinya dilarang untuk di ekspor sehingga diperkirakan sekitar 2,4 juta bph konsumsi minyak asal Iran akan hilang mulai bulan ini.
Kondisi ini membuat pasar sedikit terkejut karena pasokan minyak akan cukup berkurang mengingat Iran merupakan salah satu pengekspor minyak terbesar kelima didunia. Pasokan minyak Iran banyak ke negara India, China dan Uni Eropa, di mana ketiganya rupanya juga tidak ikut serta memberikan sanksi kepada Iran seperti AS, namun AS pasti akan menekan mereka dengan segera membatasi ruang perdagangan dolarnya.
Perbaikan harga minyak juga tidak besar karena ada perkiraan akibat perang dagang. Kondisi perang dagang memang belum usai, di mana kondisi ini tidak bersahabat bagi harga minyak karena dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sehingga permintaan konsumsi minyak juga akan merendah, sedang OPEC sudah berusaha menaikkan pasokannya lagi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi