Harga emas masih terkungkung dalam rentang sempit yang bertahan selama tiga hari terakhir. Sentimen terhadap aset berisiko yang melemah dan spekulasi penurunan suku bunga Fed pada Maret 2024 terus memberikan dukungan. Sementara dolar AS yang bercokol di dekat level tertinggi dua minggu berpotensi membatasi kenaikan emas menjelang rilis data NFP AS pada hari Jumat.
Harga emas diperdagangkan dengan bias positif ringan selama sesi Asia pada hari Kamis, meskipun tidak ada tindak lanjut dan tetap bergerak dalam rentang terbatas dan dalam kisaran sempit yang telah berlangsung dalam tiga hari terakhir. Data JOLTS Job Openings yang lebih lemah dari Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa, diikuti oleh laporan ADP yang lebih lemah pada hari Rabu memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga akan segera turun, menyeret imbal hasil Treasury AS 10-tahun ke level terendah dalam tiga bulan.
Selain itu, retorika dovish dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB), Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of Canada (BoC) yang masing-masing mempertahankan suku bunga pada hari Selasa dan Rabu, meningkatkan harapan akan kenaikan suku bunga secara global. Hal ini, pada gilirannya, dipandang sebagai faktor kunci yang bertindak sebagai penarik bagi logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, bukti bahwa pasar pekerjaan AS mulai melambat memicu kekhawatiran tentang penurunan ekonomi, yang, bersama dengan konflik antara Israel dan Hamas yang semakin meningkat, mengurangi minat investor terhadap aset berisiko. Hal ini menjadi faktor lain yang memberikan dukungan pada harga Emas sebagai aset safe haven. Namun, kenaikan emas tampak terbatas atas reli dolar AS baru-baru ini ke level tertinggi dua minggu, yang cenderung melemahkan permintaan untuk XAU/USD.
Para trader juga tampaknya enggan untuk masuk posisi terarah dan lebih memilih untuk menunggu data ketenagakerjaan bulanan AS, atau laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat. Namun, para trader akan terlebih dahulu mengambil isyarat dari rilis data Klaim Pengangguran Awal Mingguan AS pada hari Kamis untuk peluang jangka pendek.
The Fed dalam upayanya mengendalikan bahkan mengembalikan laju inflasi kembali ke target, membutuhkan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil dan kondisi ekonomi AS yang melambat. Sehingga, data Nonfarm payrolls kali ini akan memengaruhi bank sentral AS itu dalam mengambil keputusan terkait suku bunga selanjutnya, apakah akan tetap menahan suku bunga dengan opsi penurunan ke depannya atau mempertahankan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama lagi.
Jika data Non-Farm Payrolls yang akan dirilis Jumat ini meningkat lebih baik dari perkiraan, maka akan mendorong the Fed akan mempertahankan suku bunga dalam waktu yang lebih lama lagi. Imbasnya, baik imbal hasil obligasi dan dolar AS sama-sama akan menguat. Sementara, jika data NFP justru menurun atau hanya meningkat di bawah perkiraan ekonomi, hal ini akan membuat the Fed menahan suku bunga untuk sementara dengan kemungkinan adanya penurunan seperti yang diproyeksi oleh pasar saat ini. Imbasnya, baik dolar AS dan imbal hasil obligasi akan kembali mencatat melanjutkan penurunan saat ini.