Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang berdampak tinggi untuk bulan Januari akan dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) pada Selasa hari ini. Data inflasi ini dapat mengubah perkiraan pasar mengenai arah kebijakan Federal Reserve (Fed) selanjutnya, sehingga memicu volatilitas terhadap dolar AS.
Inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan naik pada laju tahunan 2,9% di bulan Januari, sedikit lebih rendah dibanding kenaikan 3,4% pada laporan bulan Desember. CPI Inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang bergejolak, diperkirakan turun menjadi 3,7% dari 3,9% pada periode yang sama. Inflasi bulanan dan inflasi Inti diperkirakan meningkat masing-masing 0,2% dan 0,3%.
BLS, pada hari Jumat lalu, mengumumkan bahwa mereka merevisi naik CPI bulanan di Desember turun menjadi 0,2% dari 0,3%. CPI Inti tetap di 0,3% untuk periode yang sama. Di sisi lain, CPI bulan November direvisi naik menjadi 0,2% dari laporan sebelumnya 0,1%, sementara pertumbuhan 0,1% di bulan Oktober tidak berubah. BLS mencatat bahwa revisi CPI mencerminkan faktor penyesuaian musiman yang baru.
Pasca data pasar tenaga kerja yang mengesankan untuk bulan Januari, pasar telah mengubah pandangan mereka terhadap perubahan kebijakan Federal Reserve (Fed) dan menahan diri untuk memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga di bulan Maret. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas the Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya lebih dari 80%.
Pada titik ini, diperlukan penurunan signifikan pada data Core CPI bulanan, angka yang negatif membuat pasar mempertimbangkan kembali kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Maret. Dalam skenario ini, yield obligasi AS dapat berbalik turun dan membebani dolar AS. Melemahnya dolar AS akan berdampak pada menguatnya mata uang mayoritas terhadap dolar AS, termasuk perdagangan logam mulai. Di sisi lain, kenaikan yang lebih kuat dari perkiraan dapat berdampak positif jangka pendek pada kinerja dolar AS terhadap mata uang-mata uang lainnya, juga akan menekan harga emas dan minyak mentah.
Namun, pasar masih tidak yakin apakah Fed akan memilih untuk menurunkan suku bunga di bulan Mei. Antara saat ini dan pengumuman kebijakan di bulan Mei, akan ada dua laporan data tenaga dan inflasi konsumen. Sehingga, para investor mungkin akan menahan diri untuk tidak mengambil posisi agresif berdasarkan angka-angka inflasi bulan Januari dan menunggu untuk melihat bagaimana perkembangan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.