Data Ekonomi China Bagus, Harga Minyak Bergerak Naik

0
80
Offshore oil and rig platform in sunrise on frozen sea.

JAVAFX – Harga minyak naik tipis pada awal perdagangan hari Senin (30/09/2019) setelah pabrik-pabrik China secara tak terduga meningkatkan produksinya pada bulan September. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar tentang permintaan pada importir minyak mentah terbesar di dunia tersebut di tengah perang dagang yang sedang berlangsung antara China dengan Amerika Serikat (AS).

Minyak mentah berjangka Brent naik 9 sen menjadi $ 62 per barel sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 13 sen menjadi $ 56,04 per barel.

Data Indeks Manajer Pembelian Manufaktur oleh Caixin / Markit  untuk bulan September mencatat untuk kedua kalinya secara beruntun mengalami kenaikan. Indikasikan pabrik-pabrik Cina meningkatkan produksi dan pesanan baru bahkan mengalahkan ekspektasi pasar. Data ini sangat mengejutkan pelaku pasar dan berimbas cukup positif diawal perdagangan Asia pada Senin pagi.

Data tersebut diharapkan masih memberikan hasil yang serupa selama beberapa bulan ke depan untuk menunjukkan pemulihan pertumbuhan permintaan minyak China. Negara ini adalah pengguna minyak terbesar kedua di dunia.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent akan naik 2,6% pada bulan September. Catatan kenaikan ini merupakan bulan pertama sejak Juni silam dimana harga terangkat oleh serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada fasilitas minyak Arab Saudi pada 14 September . Akibatnya terjadi penurunan produksinya hingga setengahnya. Harga minyak mentah WTI AS sendiri naik 1,7% bulan ini. .

Eksportir minyak utama dunia Arab Saudi telah memulihkan kapasitas menjadi 11,3 juta barel per hari, kata sumber-sumber kepada Reuters pekan lalu, meskipun Saudi Aramco belum mengonfirmasi bahwa itu sepenuhnya kembali online. Sementara Arab Saudi mempertahankan ekspor dengan menggunakan minyak mentah dari inventori dan kapasitas produksi cadangan, berapa banyak dari itu sebenarnya dikembalikan hanya dapat ditentukan dalam beberapa minggu ke depan, tambahnya.

Namun, ketegangan geopolitik di Timur Tengah membara setelah putra mahkota Arab Saudi memperingatkan dalam siaran wawancara pada hari Minggu bahwa harga minyak dapat melonjak ke “angka yang tak terbayangkan tinggi” jika dunia tidak bersama-sama menghalangi Iran, tetapi mengatakan ia akan lebih memilih politik solusi untuk yang militer.

Ini terjadi sehari setelah gerakan Houthi Yaman mengatakan telah melakukan serangan besar di dekat perbatasan dengan wilayah Saudi selatan Najran dan menangkap banyak pasukan dan kendaraan, tetapi tidak ada konfirmasi segera dari pihak berwenang Arab Saudi. (WK)