Data API Dongkrak Harga Minyak Mentah, Pasar Nantikan EIA

0
97

Harga minyak naik hampir 1% pada hari Rabu, memperpanjang kenaikan yang diperoleh pada sesi kemarin. Data industri memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan pekan lalu memperkuat pandangan bullish pada permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar dunia itu.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 60 sen, atau 0,9% menjadi $ 66,29 per barel, setelah naik ke $66,45, tertinggi sejak 8 Maret. Sementara minyak mentah berjangka Brent naik 58 sen, atau 0,8% menjadi $69,46 barel. Brent sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi di lebih dari tujuh minggu terakhir $69,64.

Kedua minyak acuan itu naik hampir 2% pada hari Selasa menjelang data dari kelompok industri American Petroleum Institute. Angka API menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,7 juta barel dalam pekan hingga 30 April, menurut dua sumber pasar. Angka itu lebih dari tiga kali lipat dari perkiraan penurunan oleh para analis dalam survei Reuters.

Saat ini pasar tengah menantikan data dari Administrasi Informasi Energi AS pada pukul 10:30 waktu AS pada hari Rabu, sebagai konfirmasi apakah data resmi menunjukkan penurunan yang sama besar juga. Jika dikonfirmasi oleh EIA, itu akan menjadi penurunan mingguan terbesar dalam data resmi sejak akhir Januari.

Kenaikan harga minyak ke level tertinggi hampir dua bulan ini ditopang oleh peluncuran vaksin COVID-19 di Amerika Serikat dan Eropa yang membuka jalan pencaburan penguncian dari pandemi dan perjalanan udara untuk dilanjutkan.

Sejauh ini, hal itu lebih dari sekadar mengimbangi penurunan permintaan bahan bakar di India, yang saat ini sedang berjuang melawan lonjakan kasus di sana.

“Ini akan memberikan beberapa momentum kenaikan lebih lanjut segera untuk pasar,” analis ING Economics mengatakan dalam sebuah catatan.

“Namun, jika kita akhirnya melihat penguncian nasional diberlakukan, ini kemungkinan akan memukul sentimen,” kata analis ING tentang situasi di India.