Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk melakukan pembicaraan pada Selasa (11/12) di Washington, kata Gedung Putih.
Sementara itu partai Biden, Partai Demokrat, sedang berjuang di Kongres AS untuk membuat kemajuan dalam negosiasi mendapatkan bantuan tambahan bagi negara yang dilanda perang tersebut.
“Ketika Rusia meningkatkan serangan rudal dan drone terhadap Ukraina, para pemimpin akan membahas kebutuhan mendesak Ukraina dan pentingnya dukungan berkelanjutan Amerika Serikat pada saat kritis ini,” kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre melalui pernyataan, Minggu (10/12).
Kantor Zelenskyy mengatakan sang presiden Ukraina akan tiba di Washington pada Senin dan topik utama diskusi akan mencakup kelanjutan kerja sama pertahanan antara kedua negara.
Kerja sama yang akan dibahas “terutama menyangkut proyek bersama spesifik mengenai produksi senjata dan sistem pertahanan udara” serta koordinasi untuk 2024.
Kunjungan Zelenskyy akan berlangsung ketika perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas telah mengalihkan perhatian dari invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara itu, nasib anggaran tambahan yang diminta Biden sebesar 106 miliar dolar AS (Rp1.654 triliun) kepada Kongres, yang mencakup bantuan sebesar 61,4 miliar dolar AS (Rp958 miliar) untuk Kiev, masih belum jelas.
Biden dan pejabat Gedung Putih telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa dana yang habis untuk Ukraina akan menjadi kesempatan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, anggota Partai Republik di Kongres AS semakin menyatakan sikap skeptis terhadap pemberian lebih banyak bantuan ke Ukraina.
Pada Rabu (6/12), Biden menyampaikan pidato yang mendesak Kongres untuk segera meloloskan usulan anggaran untuk keamanan nasional, yang juga mencakup pendanaan bagi Israel dan kontrol imigrasi AS.
“Kita tidak bisa membiarkan Putin menang.
Saya katakan lagi.
Kita tidak bisa membiarkan Putin menang.
Ini adalah kepentingan nasional kita dan kepentingan internasional semua teman kita,” kata Biden.
Ia menambahkan bahwa calon agresor lainnya juga akan menjadi lebih berani jika Amerika Serikat meninggalkan Ukraina.
Kunjungan Zelenskyy ke Gedung Putih akan menjadi yang ketiga kalinya ia lakukan sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Selama berada di Washington, ia juga diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin Kongres.
Zelenskyy berada di Buenos Aires pada Minggu (10/12) untuk menghadiri pelantikan Javier Milei sebagai presiden Argentina.
Kantor Zelenskyy mengatakan presiden Ukraina itu mengadakan pembicaraan dengan Milei, juga dengan presiden Ekuador, Paraguay, dan Uruguay.
Rangkaian pembicaraan itu dilakukan Zelenskyy saat Ukraina meningkatkan upaya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dari negara-negara berkembang.