Danxia Guide di Tibet tak kalah menakjubkan dari danxia di Gurun Gobi

0
57

Dalam bahasa Mandarin, katadanxia (baca: tansia) secara harfiahberarti lanskap yang terdiri dari lapisan sedimen merah tanah yang dipengaruhi kekuatan endogen dan eksogen.

Secara kasat mata, danxia ini dapat dilihat sebagai tebing perbukitan berwarna-warni yang terbentuk secara alamiah.

Di China daratan, danxia dapat ditemui di wilayah barat daya, barat laut, dan selatan.

Trevor Nace, pakar geologi dari Duke Universty, North Carolina, Amerika Serikat, dalam tulisannya menjelaskan bahwa bukit danxia tersusun dari kerikil, kapur, dan batu lanau yang mengendap di China sebelum pegunungan Himalaya terbentuk.

Pasir dan lanau terendap bersama dengan besi dan mineral yang berfungsi sebagai bahan utama warna alami seperti danxia yang terlihat sekarang ini.

Warna utama batu pasir merah tua, tidak jauh berbeda dengan Fountain Formation di Flatirons, Red Rocks Park, dan Garden of the Gods yang semuanya berada di Colorado, AS.

Warna merah itu disebabkan oleh lapisan oksida besi dan sedimentasi di antara butiran batu pasir.

Namun masing-masing danxia memiliki ciri khas tersendiri.

Danxia di Kota Zhangye, Provinsi Gansu, kaya warna, sampai-sampai penduduk setempat menjulukinya titisan planet Mars.

Danxia di Taman Bumi Nasional Ashgang di Kabupaten Guide, Provinsi Qinghai, berbeda dengan Danxia Zhangye, meskipun sama-sama berada di wilayah barat daya China.

“Di sini puncaknya lebih menjulang,” kata Manajer Taman Bumi Nasional Ashgang, Ya Qiong La, menjawab pertanyaan ANTARA, Kamis (14/7), mengenai keunikan danxia yang dikelolanya itu.

Pada 5 Juni 2021, ANTARA berkesempatan mengeksplorasi bukit pelangi di Danxia Zhangye yang berada di bentang Gurun Gobi.

Setahun kemudian, tepatnya pada 14 Juli 2022, ANTARA berkesempatan pula menjelajahi Danxia Guide yang terbentang di dataran tinggi Tibet.

Sama-sama taman bumi, tetapi danxia di Zhangye luasnya mencapai 50 kilometer persegi atau 5.000 hektare, sedangkan di Guide sekitar 3.500 hektare.

Saking luasnya, para wisatawan hanya menuju titik-titik tertentu di Zhangye yang oleh pengelolanya dibangun tempat-tempat khusus semacam gardu pandang.

Untuk menuju titik kumpul itu, pengelola menyediakan kendaraan khusus.

Salah satu sudut kompleks penginapan di Kabupaten Guide, Provinsi Qinghai, China.

(ANTARA/M.

Irfan Ilmie)Jutaan Pengunjung Berbeda dengan di Guide, para wisatawan di Zhangye bisa langsung menjelajahinya dengan melewati jalan setapak mendatar, menurun, dan mendaki.

Ada jembatan sungai dan telaga, yang tentu saja sangat menggoda untuk dijadikan latar swafoto bagi wisatawan yang demen “eksis dan narsis” di media sosial.

Tujuh ngarai yang didominasi warna merah bata beratapkan langit biru memberikan kesan yang sangat indah dan alami jika dijadikan latar belakang foto.

“Luar biasa indah,” kata seorang pengunjung yang sampai kewalahan berpindah posisi karena dari sudut mana pun memberikan sensasi artistik di setiap jepretan foto.

Tidak mengherankan jika otoritas setempat memberikan status A4 kepada objek wisata yang berada di kawasan Taman Bumi Nasional Ashgang itu sehingga layak untuk dikunjungi.

“Dalam satu tahun, kami bisa mendatangkan 15 juta wisatawan,” kata La yang fasih berbahasa Inggris karena pendidikan strata satunya diselesaikan di University of Leicester, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Inggris.

Angka 15 juta itu termasuk fenomenal untuk ukuran objek wisata di wilayah barat daya China, apalagi di dataran tinggi Tibet, Provinsi Qinghai, yang tingkat elevasinya rata-rata 3.500 meter di atas permukaan laut.

Puncak kunjungan wisata di wilayah barat daya China hanya terjadi pada musim panas yang berlangsung tidak lebih dari empat bulan, mulai Juni hingga September.

Dari ibu kota Provinsi Qinghai di Xining jaraknya juga relatif jauh, sekitar 90 kilometer atau butuh waktu 1,5 jam dengan kendaraan pribadi.

Bandingkan dengan danxia di Zhangye yang hanya sekitar 30 kilometer dari pusat kota.

Namun angka itu jauh mengungguli kunjungan wisatawan Danxia Zhangye yang hanya bisa mengundang tiga juta orang dalam satu tahun.

Pengunjung Danxia Zhangye memang benar-benar seperti berada di tengah belantara hutan yang jauh dari mana-mana.

Di Guide, pengunjung cukup membayar 100 yuan atau sekitar Rp221 ribu, sudah termasuk biaya transportasi dari pintu masuk ke titik awal jelajah di pinggir danau.

Restoran halal berdiri megah di pintu masuk Danxia Guide karena Provinsi Qinghai dikenal sebagai salah satu sentra kuliner dan industri makanan halal terbesar di China.

“Jangan khawatir semua makanan di sini halal,” ucap La yang berlatar belakang keluarga dari etnis Muslim Hui itu.

Beberapa kilometer dari objek wisata tersebut terdapat penginapan yang fasilitasnya setara dengan hotel berbintang.

Nuansa alam perdesaan sangat kental di penginapan tersebut sehingga cocok bagi anggota keluarga yang ingin bersantai dan menjauhkan diri dari hiruk-pikuk suasana perkotaan dan kebisingan.

“Di seberang situ ada masjid yang juga bagian dari penginapan ini karena pemiliknya sama,” kata perempuan berusia 31 tahun yang memiliki dua putri itu.

Objek wisata Danxia Guide telah dibuka untuk umum sejak 10 tahun yang lalu setelah mengalami proses konstruksi selama kurang lebih lima tahun.

Qinghai Tiandi Popular Culture and Tourism Development Co Ltd, pengelola objek wisata tersebut, menginvestasikan dana senilai 86 juta yuan atau sekitar Rp190,8 miliar.

Tidak jauh dari penginapan terdapat taman luas di tepi Sungai Kuning, sungai terpanjang kedua di China yang bermuara di Laut China Timur.Editor: Anton Santoso COPYRIGHT © ANTARA 2022