JAVAFX – Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang (GPIF), dana pensiun terbesar di dunia telah mengawasi dengan cermat kebijakan ekonomi makro global sejak wabah virus corona karena langkah-langkah ini dapat mempengaruhi pasar.
Masataka Miyazono, Presiden Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang (GPIF) dalam sebuah wawancara menjelaskan bahwa “Pihak berwenang di dunia telah melakukan kebijakan fiskal dan moneter dalam skala besar, salah satu titik fokus kami adalah bagaimana langkah-langkah tersebut akan berdampak pada pasar”.
GPIF yang mengelola 150,6 triliun yen pada akhir Maret dan biasanya tidak mengungkapkan pengaruhnya.
Sejak pandemi Covid-19 menyerang aset keuangan pada bulan April, pemerintah Jepang telah menyusun dua anggaran ekstra untuk paket stimulus, total anggaran senilai 233,9 triliun yen, yang bertujuan untuk meredam pukulan ekonomi dari wabah virus corona.
Lembaga pemeringkat Fitch pada hari Rabu menurunkan prospek peringkat utang mata uang asing dalam jangka panjang Jepang menjadi negatif dari stabil, setelah mengutip pukulan keras dari dampak krisis corona dan meningkatnya utang publik.
GPIF telah melaporkan rekor kerugian kuartalan 17,71 triliun yen ($168,6 miliar) dalam tiga bulan hingga Maret karena pasar saham global jatuh selama pandemi Covid-19.
Tetapi Miyazono mengatakan filosofi investasi dana untuk mengejar keuntungan yang stabil tidak akan berubah.
GPIF pada bulan April menaikkan target alokasi untuk obligasi luar negeri menjadi 25% dari 15% dan menurunkan alokasi obligasi dalam negeri menjadi 25% dari 35%. Portofolionya terbagi rata masing-masing 25% di seluruh saham domestik dan asing dan obligasi domestik dan asing.