Minggu lalu Amerika Serikat telah merilis data inflasi tahunannya yang di lihat dari data Consumer Price Indeks (CPI) tahunan. Data ini terus mengalami penurunan tiap bulannya sejak bulan Agustus 2022 dari inflasi tertingginya di 9.1% hingga bulan Januari ini mencapai 6.5%. Penurunan ini sebagai dampak dari kenaikan suku bunga The Fed sejak Maret 2022 di mulai menaikkan 25 Bps, kemudian berikutnya 50 Bps dan selanjutnya semakin agresif 75 Bps hingga akhirnya mulai mengendur kembali di bulan Desember 2022 menaikkan suku bunganya hanya 50 Bps.
Target inflasi AS yang di harapkan adalah sebesar 2.0%. Namun, karena inflasi yang terus berhasil di tekan sejak Agustus 2022 hingga sekarang, maka Dolar AS yang sebelumnya terus menguat sejak adanya kebijakan kenaikan suku bunga yang semakin agresif, saat ini menunjukkan mulai melemah dan pelamahan ini dapat terus terjadi terutama dengan adanya prediksi bahwa kenaikan suku bunga bisa menjadi 25 Bps bahkan di pertengahan tahun 2023 ini di prediksi bahwa suku bunga The Fed malahan bisa di hentikan kenaikannya dan malahan akan kembali di potong suku bunganya.
Adanya penurunan inflasi yang terus berlanjut dan prediksi bahwa akan adanya prediksi akan adanya pemotongan suku bunga kembali di pertengahan tahun 2023 ini membuat dolar indeks di prediksi akan turun menuju level 98.77-100.36 dengan kemungkinan koreksi naik sebatas level 102.35-102.92 dalam beberapa minggu ini.
Home Berita Forex Harian Berita Forex Dampak Turunnya Inflasi AS dan Kebijakan The Fed Terus Lemahkan Dolar AS