Dalam Jajak Pendapat Reuters, Ekonomi Jepang Sangat Merana

0
112

JAVAFX – Sebuah jajak pendapat Reuters pada hari Jumat (21/2) menunjukkan, Output pabrik Jepang kemungkinan melambat pada bulan Januari dan penjualan ritel turun selama empat bulan berturut-turut, sebuah tanda yang mengkhawatirkan karena wabah virus corona baru menambah ancaman terhadap prospek ekonomi.

Data terbaru, termasuk ekspor dan pesanan mesin, telah menyoroti ekonomi Jepang yang rapuh dan negara ini sekarang menghadapi risiko dari penyebaran wabah virus corona, yang telah mengganggu perdagangan, rantai pasokan, dan industri pariwisata. Dampak buruk dari virus corona diperkirakan akan muncul dalam skala penuh pada bulan Februari dan setelahnya.

Output industri diproyeksikan akan naik 0,2% pada Januari dari bulan sebelumnya, dalam jajak pendapat 16 analis menemukan, jauh di bawah kenaikan 1,2% yang direvisi pada bulan Desember. Ada kemungkinan output pabrik akan berkontraksi untuk kuartal ketiga berturut-turut pada periode bulan Januari hingga Maret.

Jajak pendapat juga menunjukkan penjualan ritel turun 1,1% pada Januari dari tahun lalu, menyusul penurunan 2,6% pada Desember. Dampak dari kenaikan pajak penjualan berlanjut dan penjualan mobil dan peralatan listrik rumah tetap lamban.

Kementerian perdagangan akan mengumumkan hasil pabrik dan penjualan ritel pada pukul 8:50 waktu Jepang pada hari Jumat, 28 Februari. Indeks harga konsumen inti (CPI) Tokyo, yang termasuk produk minyak tetapi tidak termasuk harga makanan segar, kemungkinan naik 0,6% pada Februari dari tahun sebelumnya, melambat dari kenaikan 0,7% pada Januari, sebagian karena jatuhnya harga minyak.

Jajak pendapat juga menemukan tingkat pengangguran stabil di 2,2% pada Januari dan rasio pekerjaan-untuk-pelamar juga terlihat tidak berubah di 1,57.

Ekonomi Jepang menyusut pada laju tercepat dalam hampir enam tahun pada kuartal Desember karena kenaikan pajak penjualan melanda pengeluaran konsumen dan bisnis, meningkatkan risiko resesi karena wabah koronavirus China menggigil aktivitas global.

Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda telah melakukan diskusi pada pertemuan akhir pecan para pemimpin keuangan dari kelompok ekonomi G20 menjelaskan bahwa wabah virus corona akan menjadi masalah terbesar jika tidak dengan segera menangani.

Saat ini tidak tepat waktunya untuk membahas mengenai kebijakan moneter, pembahasan spesifik terhadap virus adalah topik utamanya, BOJ akan siap untuk mengambil langkah-langkah tambahan jika perlu, kata Kuroda pada sesi komite parlemen.

Kuroda dan Menteri Keuangan Taro Aso dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan pada 22-23 Februari mendatang di Riyadh.

Selain China, Jepang adalah negara yang menjadi korban corona kedua terbanyak setelah kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di perairan Yokohama dengan membawa penumpang positif terjangkit virus itu.