Cuitan Trump Efektif Turunkan Harga Minyak

0
187
Rigging as seen from upper deck on a drill ship silhouetted by the setting sun. Cranes , tower, catwalk and satellite dome are in the image.

JAVAFX – Mengawali perdagangan minggu ini, harga minyak mentah harus berakhir dengan turun, bahkan mencapai posisi termurahnya dalam sepekan terakhir ini. Pada perdagangan hari Senin (25/02) harga minyak terdesar turun setelah cuitan Presiden Donald Trump yang mengkritik OPEC. Kartel minyak dunia ini dianggap berambisius dalam mendorong kenaikan harga saat ini dan Trump menginginkan agar harga minyak mentah melakukan moderasi.

Dalam cuitannya, Trump menyatakan “Harga minyak terlalu tinggi. OPEC, tenangkan diri dan santai saja. Dunia tidak bisa mengambil kenaikan harga – rapuh! ”.  Bagi investor, ini memang bukan pertama kalinya bila Presiden AS ini memiliki pengaruh dalam cuitan kepada pergerakan harga. Cuitannya terkait masalah ekonomi utama dapat menggerakkan sentiment pasar.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate akhirnya turun $ 1,78, atau 3,1%, ke $ 55,48 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak ini sempat diperdagangkan setinggi $ 57,53 pada awal perdagangan di tengah kemajuan nyata pada pembicaraan perdagangan AS-China.

Sementara dalam perdagangan minyak mentah Brent, untuk kontrak pengiriman bulan April, harga berakhir dengan turun $ 2,36, atau 3,5%, menjadi $ 64,76 per barel di ICE Futures Europe. Baik WTI dan Brent sama-sama berakhir di harga terendah untuk kontrak bulan depan sejak 14 Februari.

Secara teknis, penurunan ini memang wajar. Melemahnya harga minyak mentah dalam awal minggu ini dan kemudian cuitan Presiden Trump yang mengkritisi harga minyak yang terlalu tinggi dan permintaan agar OPEC harus melakukan sesuatu. Tidak mengherankan jika dia mencuitkan sekarang karena harga minyak mentah memang telah mengalami reli harga yang sangat baik dalam sebulan terakhir ini, sejak awal tahun, tepatnya. Kami telah melihat harga minyak mentah tersapu oleh sentimen pasar secara umum.

Namun, OPEC tampaknya mengabaikan seruan Trump, dengan The Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak mengatakan OPEC berencana untuk mendukung kelanjutan pembatasan produksi minyak ketika kelompok itu bertemu pada bulan April.

OPEC dan 10 produsen mitra di luar kartel, yang dipimpin oleh Rusia, akhir tahun lalu sepakat untuk membatasi produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari untuk paruh pertama tahun ini. Produksi OPEC juga telah menurun sebagai akibat sanksi AS terhadap industri minyak anggota kartel Iran dan Venezuela, yang keduanya dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi terbaru.

Pasar sangat sensitif dengan kenaikan aset beresiko lainnya, terlebih  setelah Trump dalam cuitannya di hari Minggu menyatakan bahwa ia akan memperpanjang batas waktu untuk meningkatkan tarif impor China, dari yang semula dijadwalkan pada 1 Maret, Jumat besok. Perpanjangan ini meredakan kekhawatiran bagi pelaku pasar tentang permintaan energi global, sayangnya produksi dan pasokan minyak mentah A.S. masih terus meningkat.

Sebuah laporan pemerintah A.S. yang dirilis Kamis lalu menunjukkan produksi minyak mentah nasional mingguan pada rekor 12 juta barel per hari, dan persediaan naik selama lima minggu berturut-turut. Produksi yang tinggi ini akan menjadi sentiment negatif bagi harga minyak. Pasokan yang tinggi bisa menggantikan kekurangan pasokan dari Iran, Venezuela dan pemotongan OPEC sekalipun.

Di tempat lain, situasi di Venezuela semakin intensif selama akhir pekan, dimana kelompok oposisi menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer terhadap Presiden Nicolás Maduro. Usulan ini muncul setelah pertikaian di akhir pekan mengenai bantuan kemanusiaan yang berakhir dengan kekerasan.

Di Afrika, rakyat Nigeria melakukan pemilihan umum pada hari Minggu. Di Libya, ketua perusahaan minyak milik negara NOC menolak untuk melanjutkan produksi di ladang minyak lepas pantai terbesar di negara itu apabila kelompok bersenjata tetap berada di lokasi, demikian Reuters melaporkan. (WK)