Covid-19 Jadi Topik Utama Pada Pertemuan G20

0
99

JAVAFX – Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pada hari Jumat (21/2) mengatakan bahwa penyebaran wabah virus corona baru bisa menjadi masalah terbesar jika kita tidak dengan segera menanganinya.

Pada hari Jumat (21/2), Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda telah melakukan diskusi pada pertemuan akhir pecan para pemimpin keuangan dari kelompok ekonomi G20 menjelaskan bahwa wabah virus corona akan menjadi masalah terbesar jika tidak dengan segera menangani.

Saat ini tidak tepat waktunya untuk membahas mengenai kebijakan moneter, pembahasan spesifik terhadap virus adalah topik utamanya, BOJ akan siap untuk mengambil langkah-langkah tambahan jika perlu, kata Kuroda pada sesi komite parlemen.

Kuroda dan Menteri Keuangan Taro Aso dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan pada 22-23 Februari mendatang di Riyadh.

Selain China, Jepang adalah negara yang menjadi korban corona kedua terbanyak setelah kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di perairan Yokohama dengan membawa penumpang positif terjangkit virus itu.

Pada hari Jumat (21/2) pagi, pemerintah China mengumumkan korban meninggal akibat terinfeksi cirus corona di provinsi Hubei kini mencapai 2.244 orang. Pihak berwenang terus meningkatkan penanganan dengan melakukan pencegahan penyebaran wabah virus tersebut yang terus menelan korbannya.

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan angka-angka kasus kematian terbaru sekitar 115 jiwa dengan jumlah total kasus di Tiongkok menjadi lebih dari 75.000 dengan 2.233 kematian di China daratan, 11 lainnya di tujuh negara yakni Korea Selatan, Iran, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Filipina dan Prancis. Ada 411 kasus baru di provinsi itu dengan 319 orang di Wuhan dan sisanya tersebar di beberapa kota lain.

China mengatakan bahwa mereka kembali mengubah metode penghitungan pasien dengan hanya akan memasukkan didiagnosis lewat tes laboratorium.

Dari ratusan orang yang terjangkit, empat di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Mereka merupakan bagian dari 78 WNI yang menjadi kru kapal pesiar yang membawa 3.700 penumpang dan awak itu. Dua penumpang kapal itu dilaporkan meninggal pada Kamis kemarin.

Spesialis penyakit infeksi Kentaro Iwata dari Kobe University Hospital Jepang, yang menawarkan diri untuk membantu di atas kapal, karena protocol dasar yang sesuai untuk penanganan dan pengendalian pasien terinfeksi penyakit tersebut sama sekali tidak memadai.

Tidak ada seorang pun pengontrol infeksi profesional di dalam kapal dan tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas pencegahan infeksi sebagai seorang profesional. Para birokrat bertanggung jawab atas segalanya,” katanya dalam sebuah video YouTube.

Menteri Kesehatan Katsunobu Kato membela upaya Jepang.

“Sayangnya, kasus-kasus infeksi telah muncul, tetapi kami sejauh mungkin akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah kasus-kasus ini,” kata Kato dalam sebuah laporan oleh penyiar negara bagian NHK.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan upaya Jepang “mungkin tidak cukup untuk mencegah penularan antar individu di kapal.”