Covid-19 Berhasil Merobek Industri Smartphone Dunia

0
98

JAVAFX – Beberapa sektor bisnis banyak terkena dampak negatif dari wabah corona, salah satunya industri ponsel pintar (smartphone). Dimana terhentinya operasional pabrik ponsel pintar demi menekan penyebaran virus tersebut menjadi salah satu penyebabnya.

Bahkan, perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc, menyatakan bahwa wabah virus corona telah memberikan pukulan keras pada penjualan produknya di China sebagai negara kedua terbesar perekonomian dan memprediksi tak bisa mencapai target pendapatan di kuartal I 2020.

Bukan cuma Apple, hal yang sama juga akan menyerang industri ponsel pintar di China.

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan angka-angka terbaru membawa jumlah total kasus di Tiongkok menjadi lebih dari 74.000 dengan 2.004 kematian, tiga perempat di antaranya terjadi di ibukota provinsi Hubei, Wuhan. Kota berpenduduk 11 juta orang, tempat virus pertama kali muncul tahun lalu saat ini berada di bawah penguncian untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Dengan 1.749 kasus infeksi virus baru yang dikonfirmasi, kenaikan harian terendah sejak Januari. 29, sementara provinsi Hubei, pusat wabah juga melaporkan jumlah infeksi baru terendah sejak Februari.

Wabah corona bakal membawa dampak negatif yang besar pada industri smartphone secara keseluruhan. Produksi ponsel pintar China berpotensi menyelam hingga 12% pada kuartal I di 2020. Pengiriman ponsel pintar pada 2020 hanya akan mencapai sekitar 1,4 miliar unit saja.

Dimana terjadi penurunan sebesar 1,3% dan itu akan jadi output terendah sejak tahun 2016 lalu, jadi pengiriman terendah di industri dalam lima tahun terakhir. Bahkan ada kemungkinkan angka pengirimannya dapat lebih rendah lagi dari perkiraan.

Tak heran, sebab banyak produsen ponsel pintar yang begitu bergantung pada China dari segi produksinya. Apalagi, vendor besar yang berbasis di China seperti Huawei.

Pernyataan dari raksasa teknologi asal AS, Apple tersebut memicu kekhawatiran baru atas potensi pelemahan perekonomian global yang timbul akibat virus corona. Sebagai hasil, pelaku pasar memilih untuk menghindar dari risiko investasi yang lebih besar. Dalam kondisi yang suram ini, emas bakal menjadi instrumen investasi yang paling diuntungkan dari segalanya.

China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, kali ini masih berjuang untuk mendapatkan kembali sektor pabrikannya setelah memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat untuk menahan penyebaran virus yang muncul di provinsi Hubei, Cina pada akhir tahun lalu.

Bank Rakyat China memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah pada hari Senin, yang diharapkan akan membuka jalan bagi pengurangan suku bunga pinjaman utama negara itu pada hari Kamis, karena pembuat kebijakan mencoba untuk meredakan ketegangan keuangan yang disebabkan oleh virus.