Mekanisme berbagi vaksin global (COVAX) hingga saat ini telah menyalurkan 1,84 miliar dosis vaksin COVID-19 ke 92 negara berpendapatan rendah dan menengah.
Dalam pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) yang dipimpin Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada disebutkan bahwa 89,6 persen dari total vaksin tersebut atau 1,65 miliar dosis dikirimkan ke 87 negara anggota AMC.
“Rata-rata cakupan vaksinasi negara AMC mencapai 52 persen, atau naik dari 28 persen pada Januari 2022,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis mengenai pertemuan yang berlangsung secara daring pada Rabu (30/11) itu.
Pertemuan COVAX itu mencatat penurunan tingkat kematian akibat COVID-19 sejak Februari 2022 sebesar hampir 90 persen, tetapi menekankan perlunya antisipasi terhadap kemungkinan gelombang baru COVID-19 akibat kemunculan dua subvarian baru, yaitu BQ.1 dan XBB.
Seth Brekley selaku CEO Gavi menegaskan bahwa vaksinasi, termasuk suntikan penguat (booster), masih menjadi solusi terbaik untuk menghadapi virus COVID-19 yang terus ber-evolusi.
Dalam sambutannya, Menlu Retno menyampaikan kontribusi Presidensi G20 Indonesia terhadap penguatan arsitektur kesehatan global, salah satunya pembentukan Pandemic Fund yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dan menengah menghadapi pandemi di masa depan.
“Presidensi G20 Indonesia memberikan prioritas tinggi pada penguatan arsitektur kesehatan global,” kata dia.
Selain itu, G20 menyepakati pentingnya kerja sama penguatan kapasitas produksi kesehatan di negara berkembang.
“Prinsipnya, negara berkembang harus menjadi bagian integral dalam rantai pasok kesehatan global,” ujar Retno.
Dia juga menegaskan bahwa meskipun Presidensi G20 Indonesia telah berakhir, komitmen Indonesia terhadap penguatan arsitektur kesehatan global tetap kuat.
“COVAX akan terus menjadi bagian penting dari komitmen ini, khususnya untuk menjembatani ketimpangan vaksinasi COVID-19 antar negara,” tutur Retno.
Pada 2023, kerja COVAX akan berfokus pada sembilan area prioritas, termasuk di antaranya melanjutkan dukungan vaksinasi dan suntikan booster, serta mendukung riset dan pengembangan vaksin.
Di masa depan, dukungan COVAX akan mulai disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan capaian target vaksinasi, serta tantangan khusus yang dihadapi masing-masing negara, termasuk situasi kemanusiaan.
Pertemuan COVAX AMC EG yang dilakukan secara virtual itu merupakan pertemuan keempat selama 2022, dan menjadi pertemuan terakhir bagi Indonesia sebagai salah satu ketua bersamaCOVAX AMC EG.