Kementerian Luar Negeri China, Minggu (5/2), mengatakan mereka memprotes penggunaan kekuatan Amerika Serikat (AS) yang menembak jatuh pesawatnya.
Sebuah jet tempur militer AS menembak jatuh pesawat itu di lepas pantai South Carolina pada Sabtu (4/2), seminggu setelah memasuki wilayah udara AS.
Insiden tersebut memperburuk hubungan bilateral China dan AS.
Washington menyebut pesawat itu sebagai balon mata-mata China.
Menanggapi tindakan militer AS itu, China mengatakan mereka berhak untuk “mengambil tindakan lebih lanjut.” Beijing mengkritik AS karena “jelas-jelas bereaksi berlebihan dan melakukan pelanggaran serius terhadap praktik internasional.” Dalam pernyataannya pada Minggu (5/2), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa “China akan dengan tegas menegakkan hak dan kepentingan sah perusahaan yang relevan, dan pada saat yang sama berhak untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebagai tanggapan.” Para pejabat pertahanan dan militer AS mengatakan pada Sabtu (4/2) bahwa balon tersebut memasuki zona pertahanan udara AS di utara Kepulauan Aleutian pada 28 Januari.
Balon itu melintasi di atas sebagian besar daratan Alaska dan kemudian memasuki wilayah udara Kanada di Wilayah Barat Laut pada Senin (30/1).
Balon tersebut menyeberang kembali ke wilayah AS melalui Idaho utara pada Selasa (31/1).
Balon itu terlihat pada Kamis (2/2) di atas Montana, yang juga markas Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom, yang memiliki ladang silo rudal nuklir.