Bursa Asia Rebound Setelah Bervariasi

0
107

JAVAFX – Pada perdagangan di hari Jumat (15/11) di bursa saham, Saham Asia diperdagangkan melonjak didorong oleh rekannya indeks S&P 500 yang ditutup menguat dan ditengah isu kesepakatan perdagangan dengan harapan perang tarif yang hampir mencapai kesepakatan dalam mengembalikan tarif seperti semula.

Namun, para analis mengatakan sentimen investor tetap merasa waspada setelah data yang yang baru dirilis yang melemah dari China dimana memperkuat kekhawatiran tentang ekonomi global dan di tengah meningkatnya kehati-hatian tentang tanda-tanda keliru dari kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Kamis bahwa Washington semakin dekat dengan perjanjian perdagangan dengan China, memberikan perangsang sebagai kepercayaan investor.

Indeks MSCI diperdagangkan naik 0,67%, Indeks Nikkei Jepang menguat 0,76%, Indeks S&P 200 naik 0,8%.

Ditempat yang sama, saham blue-chip Cina juga naik 0,06% tak lama setelah dimulainya perdagangan.

Shane Oliver, kepala ekonom di AMP Capital di Sydney mengatakan bahwa “Pasar ingin percaya bahwa akan ada semacam resolusi dalam memecahkan masalah ini, setidaknya semacam gencatan senjata abadi, meskipun pengalaman dalam 18 bulan terakhir ini tidak memberikan banyak alasan untuk kenyamanan”.

Namun, Oliver menjelaskan bahwa ekonomi Tiongkok dan AS yang lebih lemah dan pemilihan presiden AS tahun depan memberi tekanan pada kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.

Dalam perdaganan valuta asing, yen melemah terhadap dolar, dolar menguat 0,18% di posisi 108,58 terhadap yen. Euro hampir tidak berubah terhadap dolar AS, berada di level $1,1023 dan indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rival utama turun hanya 0,01% pada level 98,154.

Dalam sebuah jajak pendapat dari Reuters, lebih dari 100 ekonom menunjukkan bahwa sementara kekhawatiran telah mereda selama resesi A.S., beberapa melihat rebound ekonomi, dan sebagian besar percaya gencatan senjata perdagangan tidak mungkin di tahun mendatang.

Sentimen global telah digerogoti dalam beberapa pekan terakhir oleh penilaian yang bertentangan tentang kemajuan dalam pembicaraan antara Amerika Serikat dan Cina yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang selama 16 bulan ini.

Pada hari Kamis, kementerian perdagangan Cina mengatakan bahwa kedua negara mengadakan diskusi “mendalam” tentang perjanjian perdagangan tahap pertama, dan bahwa pembatalan tarif merupakan syarat penting untuk mencapai kesepakatan.

China juga telah mengakhiri larangan hampir lima tahun untuk impor daging unggas yang berasal dari negeri Pam Sam yang menurut Perwakilan Dagang AS akan menghasilkan lebih dari $ 1 miliar pengiriman tahunan ke China.

Saham Eropa juga turun setelah data menunjukkan ekonomi Jerman tumbuh hanya 0,1% pada kuartal ketiga, dengan belanja konsumen membantu negara untuk menghindari kontraksi ringan.

Data Jerman mengikuti angka-angka dari China yang mengindikasikan perlambatan lebih cepat dari perkiraan dalam pertumbuhan output pabrik pada Oktober karena melemahnya permintaan domestik dan global.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah AS rebound setelah meluncur karena meningkatnya persediaan minyak mentah AS. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS naik 0,49% berada dilevel $ 57,05 per barel dan untuk minyak mentah Brent naik 0,45% pada level $62,56 per barel.

Untuk pasar komoditi logam, Emas anjlok yang didorong oleh ketidakpastian perdagangan dan diperdagangkan di level $1,467.50 per ounce, turun 0,23%.