Harga emas turun pada Senin pagi di Asia karena penguatan dolar AS karena data inflasi AS yang tinggi pada hari Jumat menunjukkan pengetatan moneter yang lebih agresif. Emas berjangka turun 0,56% dari level puncak di $1878,80 menjadi $1,863.00. Dolar, yang bergerak terbalik terhadap emas, stabil bergerak diatas level pembukaan 104.240. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga naik ke level tertinggi sejak 9 Mei, mengurangi permintaan emas dengan imbal hasil nol.
Data inflasi AS Jumat menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS yang dirilis Jumat naik 8,6% pada Mei tahun-ke-tahun, tertinggi baru 40 tahun, menambah kekhawatiran investor tentang resesi yang disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter dari Federal Reserve AS. Pertemuan Fed Juni akan diadakan pada hari Rabu, di mana bank sentral diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga setengah poin kedua berturut-turut untuk mendinginkan inflasi.
“Fakta bahwa emas memutuskan dirinya dari pergerakan terbalik terhadap dolar AS menunjukkan kepada saya bahwa pasar terlambat bergerak ke mode penghindaran risiko yang jauh lebih kuat (karena data inflasi),” kata analis senior OANDA Jeffrey Halley. “Data tersebut memberikan peringatan yang tidak simpatik ke pasar keuangan bahwa inflasi tetap mengakar dan memiliki risiko kenaikan yang nyata.
Menambah kekhawatiran investor tentang penurunan ekonomi, Beijing mengumumkan pada hari Minggu tiga putaran pengujian massal karena melihat wabah COVID-19 baru. Untuk pergerakan bank sentral lainnya, Bank of England akan menurunkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis, sementara Bank of Japan menyusul pada hari Jumat.
Meski emas terpangkas dari kenaikan disesi Asia, namun secara teknikal pergerakan harga emas cenderung bullish setelah melonjak naik pada Jumat akhir pekan lalu. Analis memprediksi penurunan emas bisa ke level 1857.00 -1860.00 dan bisa Kembali naik.