Balon pengintai China yang melintasi wilayah Amerika Serikat sebelum akhirnya ditembak jatuh akhir pekan lalu, menarik perhatian publik dan kritikan tajam sebagai upaya mata-mata yang berani.
Walaupun balon tampaknya merupakan alat spionase yang baru, namun konsep yang digunakan bukanlah sebuah konsep yang asing.
Para pejabat AS mengatakan, pemerintah China menarget industri dan lembaga pemerintah AS dengan operasi mata-mata yang dirancang untuk mengumpulkan informasi orang dalam dan memberikan mereka keunggulan dalam persaingan secara global.
Hal tersebut menjadi perhatian yang konstan bagi penegak hukum dan badan intelijen di seluruh pemerintahan AS.
“Terdapat sejarah panjang tentang aksi memata-matai satu sama lain.
Ada berbagai upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Dalam hal (balon mata-mata) ini, China tampaknya tertangkap basah dalam menjalankan aksinya,” ujar Bonnie Glaser, ahli isu Asia dan dan direktur pelaksana lembaga German Marshall Fund program Indo-Pasifik.
China tentu saja bukanlah satu-satunya negara yang dikhawatirkan AS, tetapi upayanya untuk menyusup jaringan Amerika sering kali tampak lebih terselubung daripada terang-terangan.
Sebagai perbandingan, upaya peretasan email sejumlah anggota Partai Demokrat menjelang pemilihan presiden 2016 yang dilakukan Rusia berjalan secara terang-terangan.
Direktur FBI, Christopher Wray berulang kali mengatakan, pemerintah China mempunyai program peretasan yang lebih besar dibandingkan gabungan upaya dari semua negara lain, yang digunakan untuk mencuri data pribadi dan perusahaan serta kode dari sumber yang menguntungkan.
Pemerintah China, ujar Wray dalam pidatonya pada tahun lalu, “memiliki jangkauan global dan kehadiran yang dapat Anda bayangkan dari sebuah negara besar, namun mereka seringkali menolak untuk menjalankan perannya dan sering menggunakan kapabilitasnya untuk mencuri dan mengancam, dibanding untuk bekerja sama dan membangun sesuatu.” Dalam kesempatan terpisah di London pada musim panas tahun lalu, Wray mengatakan bahwa pemerintah China “menimbulkan ancaman jangka panjang terhadap perekonomian dan kemanan nasional kita (bersama).”