JAVAFX – Seorang pejabat tinggi Eropa jauh hari telah memperingatkan bahwa mencapai “kesepakatan yang baik” tentang hubungan masa depan antara Inggris dan Uni Eropa akan memakan waktu. Presiden Parlemen Eropa David Sassoli mengatakan kepada CNN bahwa ia prihatin dengan keputusan pemerintah Inggris untuk mengesampingkan perpanjangan masa transisi Brexit, yang dimulai pada hari Jumat dan berakhir pada Desember 2020.
Dalam masa transisi ini, Undang-undang Uni Eropa dan perdagangan bebas antara keduanya akan terus berlanjut, meskipun Inggris tidak akan lagi menjadi anggota blok. Perjanjian baru untuk menggantikan hubungan saat ini harus ada pada akhir tahun, jika tidak negeri Ratu Elizabeth akan mengambil risiko putus tanpa kesepakatan, opsi yang dikatakan ekonom akan merusak ekonomi Inggris.
“Yah, ini perjanjian yang sangat rumit … setelah 45 tahun dan lebih banyak kerja sama kita harus mengingatnya ketika kita melihat hubungan masa depan, itu adalah pekerjaan yang sangat sangat intensif yang harus kita lakukan, saya tidak berpikir bahwa siapa pun bisa berpikir kami bisa melakukan itu dalam beberapa bulan, “katanya. Sassoli mengatakan bahwa “hubungan persahabatan” dengan Inggris akan terus berlanjut, dan bahwa UE harus melindungi kepentingannya “tetapi tidak secara kompetitif.”
“Memikirkan London jauh dari Brussels, dan Roma dan Paris, tentu ada rasa sakit yang terlibat dalam hal itu, tetapi kita harus menghormati kehendak warga negara Inggris dan babak baru dalam hubungan kita dengan Inggris terbuka, dan kami percaya bahwa ini perjanjian yang kita miliki akan ditingkatkan, dan kita harus mengembangkannya juga, dan kita perlu waktu untuk itu, “kata Sassoli kepada CNN.
Sassoli juga mengatakan bahwa UE tidak memiliki “masalah kecemburuan” atas Inggris yang menegosiasikan kesepakatan perdagangan sendiri dengan AS, dan bahwa itu adalah kepentingan ketiga pihak – Eropa, Inggris dan AS – untuk memiliki kerja sama yang kuat.
