Blinken: China yang Sangat Berbeda Muncul di Bawah Kekuasan Xi Jinping

0
61

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan Republik Rakyat China (RRC) menimbulkan tantangan bagi kepentingan nasional Amerika di tahun-tahun mendatang.

Namun ia mengatakan, meskipun terapat “aspek-aspek permusuhan yang jelas mengemuka,” ada pula “aspek kerja sama” dalam hubungan bilateral seperti memerangi perubahan iklim dan upaya mempromosikan kesehatan global.

Diplomat tertinggi AS itu juga mengulangi komitmen AS terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan di tengah perubahan cara pendekatan yang dilakukan China pada Taiwan.

RRC telah menganggap status quo “tidak lagi dapat diterima” dan berusaha untuk membawa wilayah demokrasi yang memerintah sendiri ini di bawah kendali Beijing “dalam waktu yang jauh lebih cepat” dan mungkin dengan kekuatan, kata Blinken.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Blinken saat Kongres Partai Komunis China (CCP) bersiap-siap untuk menyerahkan masa jabatan lima tahun ketiga kepada Sekretaris Jenderal CCP Xi Jinping bulan ini.

“Aspek kompetitif (hubungan AS-China) sangat serius,” kata Blinken pada Senin (17/10) saat berdiskusi dengan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice di Stanford, California.

“Kita telah melihat China yang sangat berbeda muncul dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Xi Jinping.

China di dalam negeri lebih menekan.

China menjadi lebih agresif di luar negeri, dan dalam banyak kasus, menimbulkan tantangan bagi kepentingan kita sendiri, serta nilai-nilai kita sendiri,” kata Blinken.

Strategi keamanan nasional Gedung Putih mengidentifikasi China sebagai pesaing sengit Amerika Serikat.

Namun, Blinken menambahkan bahwa beberapa “masalah besar” seperti iklim dan kesehatan global “jauh lebih sulit untuk dipecahkan” jika AS dan China “tidak benar-benar terlibat dalam” kerja sama.

Di Beijing, Xi, pada Minggu (16/10), menyampaikan 15 poin utama dalam pidatonya kepada hampir 2.300 delegasi CCP, seraya bertekad untuk “dengan tegas menjaga keamanan dan stabilitas sosial nasional,” mewujudkan tujuan untuk memodernisasi militer China, dan mendorong penyatuan “tanah air”.

Xi merujuk pada upaya membawa Taiwan di bawah kendali RRC.