Joe Biden telah memilih Rahm Emanuel, mantan wali kota Chicago dan kepala staf Gedung Putih di bawah pemerintahan Barack Obama, sebagai duta besar AS untuk Jepang, kata surat kabar Financial Times, Selasa (11/5).
Sebelumnya muncul spekulasi bahwa Emanuel akan menjadi utusan ke China, tetapi pekerjaan itu diperkirakan akan diberikan kepada mantan diplomat AS Nick Burns, kata laporan itu, mengutip berbagai sumber yang mengetahui pembicaraan tim Biden.
Duta Besar untuk Jepang adalah salah satu jabatan diplomatik terpenting.
Tokyo salah satu sekutu terpenting Washington, paling tidak ini tercermin setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga menjadi pemimpin asing pertama yang diterima Biden di Gedung Putih.
Pada pertemuan itu, Amerika Serikat dan Jepang berjanji untuk berdiri bersama melawan China secara tegas.
Mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan percakapan jujur, dan mengungkapkan keprihatinan mereka atas gerakan maritim Beijing yang semakin meningkat; tindakan kerasnya di Hong Kong dan Xinjiang; serta meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan.
Peran tersebut pernah juga dipegang oleh Caroline Kennedy, putri John F Kennedy, yang menjabat selama masa jabatan kedua Obama.
Emanuel, putra seorang imigran Israel, dikenal sebagai partisan Demokrat yang bersemangat dan tak gampang menyerah.
Ia menjadi terkenal secara nasional setelah memegang sejumlah jabatan penting di masa pemerintahan Bill Clinton, termasuk penasihat presiden.
Ia disebut-sebut mendalangi kemenangan pemilu Partai Demokrat pada 2006, yang membawa partai itu merebut kendali Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik, dan kembali ke Gedung Putih sebagai kepala staf Presiden Barack Obama.
Emanuel kemudian menjalani dua masa jabatan sebagai wali kota Chicago, dan menolak mencalonkan diri untuk ketiga kalinya, tepat ketika pengadilan kasus penembakan polisi yang menghebohkan akan dimulai.
Ia dikenal memiliki kepribadian yang agresif, blak-blakan dan terkadang suka mengeluarkan retorika yang tidak senonoh.
Mireya Solis, pakar Jepang di Brookings Institution, mengatakan kepada Financial Times bahwa sementara Tokyo akan menghargai hubungannya dengan Biden, ada beberapa keraguan terkait kepribadian Emanuel.