Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Justin Trudeau pada Jumat (24/3) merayakan kedekatan hubungan AS-Kanada yang “tak terpisahkan” dan menyatakan bahwa nilai-nilai bersama kedua negara tidak pernah menjadi lebih penting di saat dunia menghadapi kekacauan.
Biden, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Kanada sebagai presiden, mengatakan AS beruntung memiliki Kanada sebagai tetangganya karena kedua negara bergulat dengan ekonomi global yang berubah dengan cepat, perubahan iklim, perang di Eropa, dan banyak lagi.
Mengenai imigrasi, Biden dan Trudeau menggunakan kunjungan tersebut untuk mengumumkan kesepakatan yang bertujuan membendung arus pencari suaka di penyeberangan perbatasan tidak resmi dari AS ke Kanada.
Kesepakatan itu menghilangkan celah di bawah aturan yang ada dan akan memungkinkan kedua negara untuk menolak pencari suaka di perbatasan mereka.
Namun, pada saat yang sama, Kanada mengumumkan bahwa 15.000 migran dari negara-negara “Belahan Barat” akan diberikan slot resmi untuk mendaftar masuk ke negara tersebut.
Sebelum pidato mereka di depan Parlemen Kanada, kedua pemimpin duduk bersama dengan para penasihat utama mereka dalam sebuah percakapan tertutup.
Selain mengenai Ukraina dan pembelanjaan pertahanan, pembicaraan luas keduanya mencakup kekhawatiran bersama tentang agresivitas China, dan kekerasan serta ketidakstabilan politik di Haiti.
Trudeau mencatat pertumbuhan kekuatan ekonomi Beijing dan perlunya AS dan Kanada untuk bekerja sama guna mengatasi isu ini.
Biden, dalam pidatonya, berkata, “Hari ini takdir kita saling terkait dan tidak dapat dipisahkan Bukan karena geografi yang tak terhindarkan, tetapi karena itu adalah pilihan (bersama), pilihan yang kita buat berulang kali.” Mengenai Ukraina, Trudeau bersumpah bahwa Kanada akan berdiri “bahu-membahu” dengan Amerika Serikat dalam upaya yang gigih untuk membantu negara yang diperangi itu mengusir serangan Rusia yang terus berlanjut.
Dia juga berbicara tentang perlunya berkoordinasi lebih erat untuk memerangi perubahan iklim dan menumbuhkan ekonomi kedua negara.
“Kita harus tetap bersatu,” kata Trudeau.
“Kita harus terus menghadapi ancaman otoriter, baik di dalam maupun luar negeri.
Kita harus terus membela apa yang benar.
Ini bukan waktunya untuk berkompromi dengan nilai-nilai kita.” Di balkon, dua warga Kanada: Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditangkap di China pada tahun 2018, turut menghadiri pidato kedua pemimpin di Parlemen.
Keduanya ditahan tak lama setelah Kanada menangkap Meng Wanzhou, kepala keuangan perusahaan teknologi Huawei dan putri pendiri perusahaan, atas permintaan ekstradisi AS.
Warga Kanada ditahan selama lebih dari dua tahun di China sebelum pemerintah Biden dan Trudeau berhasil memenangkan pembebasan mereka.
Mengenai Haiti, Kanada didesak oleh AS dan sekutu lainnya agar memimpin misi internasional di sana guna menangani krisis kemanusiaan dan keamanan yang sedang berlangsung.
Kanada hari Jumat mengumumkan komitmen hampir 73 juta dolar AS (sekitar Rp 1,1 Triliun) dalam bentuk bantuan dukungan dan perlengkapan bagi Kepolisian Nasional Haiti.
Pada konferensi pers bersama, Biden mengatakan gagasan untuk mengerahkan pasukan internasional “tidak menjadi pertimbangan saat ini” tetapi tetap merupakan opsi.
Trudeau menegaskan bahwa komunitas internasional dapat memberikan dampak paling besar dalam jangka panjang dengan “ada di sana dengan mendukung kapasitas polisi di Haiti.” Biden mendukung upaya Trudeau untuk fokus pada peningkatan kapasitas polisi Haiti, tetapi juga mencatat situasi di Haiti tetap rapuh karena “geng (kelompok-kelompok mafia, red.) pada dasarnya telah menggantikan posisi pemerintah”.
“Ini sedang dalam proses,” katanya.
Pertemuan hari Jumat juga mencakup diskusi tentang pengeluaran pertahanan, masalah yang menjadi sorotan setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China yang melintasi sebagian Kanada dan benua AS bulan lalu.
Kanada telah lama menghadapi seruan untuk meningkatkan pengeluaran pertahanannya menjadi 2% dari produk domestik brutonya, target yang disepakati oleh anggota NATO.
Saat ini Ottawa menghabiskan sekitar 1,2% PDB bagi anggaran pertahanan.
“Kanada dan Amerika Serikat berbagi tanggung jawab dan komitmen untuk memastikan NATO dapat mencegah ancaman apa pun dan bertahan dari agresi apa pun dari siapa pun,” kata Biden.
“Itulah landasan keamanan kedua negara kita.” Pemerintah Trudeau juga mengumumkan rencana proyek senilai US $5,3 miliar (Rp 80 Triliun lebih) untuk meningkatkan dan membangun infrastruktur guna mendukung kedatangan armada baru jet tempur F-35.