Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Selasa (21/6), menolak kritik bahwa ia telah bersikap terlalu keras terhadap perusahaan-perusahaan energi saat harga BBM melonjak tajam memecahkan rekor.
Kepala dan CEO Chevron, Michael Wirth, pada Selasa, mengirim surat melalui email kepada Biden yang berisi keluhan karena Biden telah menjelek-jelekkan produsen dan penyuling minyak, mengingat harga rata-rata BBM secara nasional mencapai hampir $5 per galon.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Biden mengatakan ia hanya memiliki sedikit simpati, dan menegaskan perusahaan energi perlu meningkatkan produksi mereka.
“Saya tidak tahu perasaan mereka akan terluka secepat itu,” gurau Biden, seraya menambahkan “kita seharusnya bisa melakukan sesuatu di mana mereka bisa meningkatkan kapasitas pemurnian (minyak).” Biden juga menghadapi kritik dari para ekonom dan sejumlah perusahaan yang menyatakan bahwa pembebasan pajak BBM tidak akan meningkatkan pasokan dan menurunkan harga.
Namun presiden tampaknya tetap bersikukuh untuk mendorong rencana pembebasan pajak BBM, dengan mengatakan “ia baru akan mengambil keputusan sebelum minggu ini berakhir.” Ditanya tentang peringatan yang disampaikan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tentang “Ukraine fatigue,” Biden mengatakan “ia tidak takut” dengan potensi terjadinya keretakan apapun dalam aliansi Barat yang mendukung Kyiv.
Biden menegaskan dalam jangka panjang, invasi Rusia di Ukraina akan menjadi “seperti permainan ketahanan dalam menunggu,” tentang “apa yang dapat dipertahankan Rusia dan apa yang bakal siap dipertahankan oleh Eropa.” Ia menambahkan bahwa hal-hal tersebut akan menjadi sebagian dari topik utama dalam lawatannya ke Eropa minggu depan.
Biden juga menyampaikan rencana pembicaraan dengan pemimpin China Xi Jinping yang akan dilakukan dalam waktu dekat, setelah ia mempertimbangkan untuk mencabut beberapa kebijakan tarif pada era Trump terhadap barang-barang produksi China.
Ia tidak merinci kapan pembicaraan itu akan dilangsungkan.