Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani perintah eksekutif, Rabu (2/5), terkait peningkatan kemampuan keamanan siber federal, termasuk standar keamanan digital di seluruh sektor swasta yang mengalami serentetan serangan siber tingkat tinggi.
Perintah eksekutif itu menetapkan serangkaian inisiatif yang dirancang bagi kelengkapan badan-badan federal dengan peralatan keamanan siber.
Langkah yang dilakukan terkait serangan siber terhadap Colonial Pipeline yang menyebabkan beberapa sistem komputer internal dinonaktifkan oleh peretas.
Hal ini menyebabkan Colonial menutup jaringan pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan memicu kekurangan bahan bakar dan kepanikan para pembeli di wilayah tenggara Amerika Serikat.
Colonial yang berbasis di Atlanta, Rabu (12/5), mengatakan pihaknya “memulai kembali operasi jaringan pipa tersebut pada pukul 17.00 waktu setempat.” Perintah itu juga mewajibkan perusahaan perangkat lunak yang menjual produk kepada pemerintah AS untuk mempertahankan standar keamanan siber tertentu dalam produk mereka termasuk melaporkan apakah jaringan mereka sendiri telah disusupi oleh peretas.
Persyaratan itu pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada Maret 2021.
Seorang pejabat senior pemerintahan menjelaskan perintah eksekutif tersebut memiliki dampak “sangat signifikan” pada kemampuan pemerintah untuk mendeteksi dan menanggapi insiden peretasan.
Serangan siber terhadap Colonial Pipeline itu adalah yang terbaru dari serangkaian insiden dunia maya berprofil tinggi terhadap beberapa perusahaan AS dan lembaga pemerintah selama enam bulan terakhir.