Para pemimpin asing mulai berdatangan ke KTT Amerika di saat Gedung Putih menolak anggapan bahwa ketiadaan sejumlah pemimpin kunci dari KTT yang digelar pada minggu ini merupakan kemunduran bagi demokrasi.
Pejabat-pejabat dalam pemerintahan Presiden Joe Biden berusaha meningkatkan upaya ketahanan pangan, iklim, dan bidang lain yang akan dibahas pada pertemuan puncak minggu ini.
Penasihat utama presiden berpendapat bahwa KTT itu tidak sia-sia hanya karena Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador dan para pemimpin lainnya memutuskan untuk tidak hadir karena Amerika Serikat untuk tidak mengundang Kuba, Venezuela dan Nikaragua.
Negara-negara lain yang juga memboikot KTT Amerika adalah Bolivia, Grenada, Honduras, St.
Kitts & Nevis, dan St.
Vincent dan Grenadines.
El Salvador dan Guatemala juga tidak hadir sedangkan presiden Uruguay tidak datang karena terpapar COVID-19.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina memicu lonjakan harga energi, Amerika telah mulai mengevaluasi kembali kebijakannya terhadap Venezuela, negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia.
Pengurangan produksi minyaknya dalam puluhan tahun diperburuk oleh sanksi Amerika.
Di antara program-program baru yang diperkirakan akan diungkapkan Biden dalam beberapa hari mendatang adalah inisiatif pendanaan sebesar $300 juta untuk ketahanan pangan, kemitraan iklim baru Karibia yang akan membantu negara-negara Karibia mengakses sumber energi rendah karbon, dan program untuk melatih 500.000 pekerja kesehatan di negara-negara di benua Amerika dalam lima tahun ke depan.
