Perang di Ukraina akan menjadi agenda utama pada Senin (10/7) sewaktu Presiden AS Joe Biden dan PM Inggris Rishi Sunak bertemu di London, sementara para sekutu mempersiapkan KTT NATO di Lithuania.
Ini merupakan pertemuan keenam kedua pemimpin dalam enam bulan.
Pada Juni lalu, Biden menerima Sunak di Gedung Putih, berkomitmen pada Deklarasi Atlantik untuk bekerja sama dalam teknologi maju, energi bersih dan mineral penting untuk melawan pengaruh China di seluruh dunia.
Biden juga dijadwalkan bertemu Raja Inggris Charles pada Senin (10/7) sebelum bertolak ke Vilnius, di mana tampaknya NATO masih belum akan menerima Swedia sebagai anggota ke-32 karena penolakan terus menerus dari Turki.
Dalam perjalanan ke Inggris, Biden berbicara di telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam upaya untuk membuka jalan agar Ankara menyetujui upaya Swedia menjadi anggota NATO – suatu proses yang harus disepakati dengan suara bulat oleh seluruh anggota.
“Saya tidak dapat menggambarkan seberapa dekat, seberapa jauh, yang dapat saya katakan hanyalah kami percaya Swedia harus diterima menjadi anggota NATO sesegera mungkin,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada VOA di pesawat kepresidenan Air Force one dalam perjalanan menuju London.
“Kami yakin harus ada jalan untuk melakukannya.” Dalam ringkasan resmi mengenai percakapan itu, Ankara menyatakan bahwa Swedia telah mengambil beberapa langkah di arah yang benar tetapi belum membuat kemajuan yang memadai untuk mendukung keinginan Stockholm menjadi anggota NATO.
Ankara telah menuduh Swedia bersikap terlalu lunak terhadap organisasi-organisasi militan Kurdi yang dianggap Turki sebagai kelompok teroris.
Menyusul tuntutan Turki, Swedia telah memberlakukan sejumlah reformasi, termasuk UU antiterorisme yang baru.
Erdogan pada awalnya menuduh Finlandia melakukan hal serupa tetapi menyetujui aplikasi Helsinki untuk bergabung dengan NATO pada bulan April.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengundang Erdogan dan PM Swedia Ulf Kristersson untuk membahas posisi mereka dalam pertemuan pada Senin di Vilnius.
Sullivan menambahkan bahwa Biden dan Erdogan membahas penjualan jet tempur F-16, topik yang menjadi poin penting bagi Ankara terlepas dari penolakan publiknya.
Dalam pernyataannya, Ankara menyatakan Erdogan mengatakan “keliru jika mengaitkan aksesi Swedia ke NATO dengan penjualan jet F-16” sambil berterima kasih kepada Biden atas dukungannya bagi Ankara dalam keinginannya untuk membeli pesawat tempur itu.
Legislator dari kedua partai di Kongres AS, yang memiliki wewenang untuk menyetujui penjualan senjata besar-besaran, menegaskan bahwa Ankara harus terlebih dulu membatalkan keberatannya atas aksesi Swedia sebelum transaksi pembelian pesawat itu dapat dilanjutkan.