Menghadapi bayang-bayang pandemi yang tampaknya akan bertahan cukup lama, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Selasa (5/4) memerintahkan penelitian nasional baru tentang COVID yang berkepanjangan, biasa disebut long COVID.
Biden juga mengarahkan badan-badan federal untuk membantu pasien yang mengalami kondisi yang misterius dan melemahkan itu.
Biden menugaskan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk mengoordinasikan inisiatif baru yang mendesak di seluruh lembaga federal, melakukan penelitian yang didasarkan pada penelitian yang sudah berlangsung di National Institutes of Health.
Biden juga mengarahkan badan-badan federal agar membantu pasien dan dokter dengan memberikan praktik terbaik berbasis sains untuk mengobati COVID yang berkepanjangan, mempertahankan akses ke pertanggungan asuransi, dan melindungi hak-hak pekerja ketika mereka mencoba kembali bekerja sambil menghadapi ketidakpastian dari penyakit yang mereka derita.
“Kami tahu, cara terbaik untuk mencegah long COVID adalah dengan sejak awal mencegah Anda terkena COVID.
Itu sebabnya sangat penting untuk divaksinasi dan disuntik booster, alat terbaik yang kita miliki untuk mencegah COVID-19,” ujar Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Xavier Becerra.
Long COVID adalah istilah umum untuk kondisi dengan gejala yang bisa mencakup sesak napas berulang, nyeri, dan kelelahan.
Diperkirakan 1 dari 3 orang yang pulih dari COVID-19 menderita long COVID, meskipun tingkat keparahan dan durasi gejalanya bervariasi.
Meski telah dilakukan penyelidikan secara intensif, penyebab long COVID belum bisa dipahami dan pengobatan umumnya berfokus pada membantu pasien mengatasi gejala sementara mereka mencoba menyeimbangkan kembali rutinitas sehari-hari.
Gedung Putih juga mengakui bahwa long COVID tampaknya merupakan kecacatan.
Artinya, pasien berhak atas perlindungan undang-undang federal yang melarang diskriminasi atas kondisi kesehatan dan berusaha membuka jalur menuju kehidupan yang produktif.